quinta-feira, 21 de agosto de 2008

Dari Kecerobohan Menuju Iman: Rasul Petrus - Agen-agen Pengharapan: Pelajaran 8

Dari Kecerobohan Menuju Iman: Rasul Petrus

(Markus 14, Yohanes 18 & 21)

Agen-agen Pengharapan: Pelajaran 8

 

Copr. 2008, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.

Pendahuluan: Apakah saudara bisa menyebutkan seorang Kristen yang tidak begitu baik sebagai saksi bagi Yesus? Maksud saya bukanlah orang yang berbicara tentang menjadi Kristen hanya dalam kata. Yang saya maksudkan adalah seorang Kristen yang sungguh-sungguh namun tidak cukup pintar bergaul. Dunia menyebut kesanggupan untuk berinteraksi dengan orang lain sebagai "kecerdasan emosi,"  Alkitab menyebutnya "hikmat." Pelajaran kita pekan ini adalah mengenai rasul Petrus yang perlu banyak mendapatkan pembenahan dalam kecerdasan emosinya. Mari selami pelajaran Alkitab kita dan lihat apa yang kita bisa pelajari tentang Petrus dan bagaimana meningkatkan kecerdasan emosi kita!

  1. Setia sampai Mati: Janji
    1. Pekan lalu kita belajar bagaimana Simon Petrus dan Yohanes saat pertama kali menjadi murid Yesus. Sekarang kita beranjak ke hari-hari terakhir kebersamaan mereka dengan Yesus di atas bumi. Baca Markus 14:26-29. Mengapa Yesus mengatakan apa yang Dia lakukan dan mengapa Petrus mengatakan apa yang ia lakukan? (Yesus sementara mengutip Alkitab (Zakaría 13:7) and menerapkannya kepada diriNya sendiri dan murid-muridNya. Petrus membantah kalau nubuatan ini (dan pernyataan Yesus) berlaku bagi dirinya. Ia yakin dirinya lebih baik, lebih setia dari yang lainnya.)
    2. Baca Markus 14:30. Apa yang Yesus katakan untuk menekankan kebenaran kata-kataNya? (Yesus menambahkan nubuatan yang bersumber dari diriNya sendiri dan Ia membubuhkan kerangka waktu yang sempit dan detil khusus – hari itu juga, sebelum ayam berkokok dua kali, Petrus sudah menyangkal Yesus tiga kali.)
    3. Baca Markus 14:31. Apa ciri-ciri tabiat Petrus yang kita dapati di sini? (Angkuh. Tekad bulat.)
      1. Emosi apa yang kita temukan?
      2. Ayat ini merupakan salah satu dari ayat tentang kecerdasan emosi berdasarkan Alkitab. Aturan apa yang saudara dapati di sini dan bagaimana Petrus melanggarnya? (Sudah dua kali Yesus memberi nasihat kepada Petrus mengenai masa depan dan Petrus menampiknya. Petrus seketika itu juga menunjukkan kejengkelannya.)
        1. Apa kira-kira perbedaan yang akan terjadi andai Petrus mengatakan, "Tuhan, bagaimanakah hal ini bisa terjadi, dan apa yang harus saya lakukan agar terhindar darinya?
      3. Baca Amsal 13:10. Bagaimanakah keangkuhan dan kecerdasan emosi dalam hal menerima nasihat saling bertentangan satu sama lain? Bagaimana kasus Petrus membuktikan hal ini? (Karena keangkuhan dan arogansi Petrus menghalanginya untuk berpikir bahwa ia bisa menyangkal Yesus, maka ia tidak bisa menerima saran Yesus.)
    4. Mari lanjutkan kisah ini dengan kitab lainnya. Baca Lukas 22:35-36. Ini merupakan sambungan dari percakapan Yesus dengan Petrus tentang ketidak-setiaannya kelak. Mengapa sekarang pedang lebih penting daripada jubah?
  2. Setia sampai Mati: Pertarungan
    1. Baca Yohanes 18:1-3. Perkataan Yesus kepada Petrus tentang ketidaksetiaannya baru berusia beberapa jam. Kira-kira apa yang ada yang terlintas di benak Petrus manakala ia melihat Yudas dan prajurit-prajurit tersebut? (Pemandangan ini menegaskan prediksi Yesus bahwa Ia akan dikhianati oleh salah seorang muridNya. Tak sangsi lagi Petrus berpikir "Inilah ujian itu!")
    2. Baca Yohanes 18:10. Siapa yang benar soal kesetiaan Petrus: Yesus ataukah Petrus? (Tampaknya Petrus membuktikan apa yang dikatakannya – ia rela mati bagi Yesus. Ia ada di sana, tidak menyangkal Yesus. Ia menghunus pedangnya agar ia dapat bertarung bagi Tuhannya dengan menyerang utusan dari imam besar!)
  3. Setia sampai Mati: Bingung
    1. Baca Yohanes 18:11. Apa yang berkecamuk di benak Petrus sekarang? (Ia tentunya kebingungan. Ia baru saja membuktikan betapa Yesus salah tentang kesetiaannya dan kini Yesus mengecamnya! Ia ingat nasihat Yesus tentang pedang, dan ia kini bukan saja memilikinya namun juga menggunakannya!)
      1. Apa yang Yesus bicarakan saat ia menyebutkan "cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?" (Yesus sudah menyebut-nyebut soal cawan (Markus 14:20-24) pada saat yang sama ketika Ia berbicara tentang dikhianati dan ketidaksetiaan Petrus. Bayangkan bagaimana pemikiran-pemikiran ini berseliweran di kepala Petrus.)
    2. Baca Matius 8:31-33. Apa yang membuat Petrus terlibat masalah di sini? (Kurangnya kecerdasan emosi seperti yang ia tunjukkan di kemudian hari. Keangkuhan dan arogansinya menyebabkan ia menepis pernyataan Yesus tentang masa depan.)
      1. Apakah peristiwa ini sudah Petrus lupakan dalam kebingungannya akan apa yang harus ia lakukan agar tetap setia kepada Yesus? (Ini merupakan pelajaran penting bagi kita. Petrus menolak gagasan bahwa Yesus datang untuk mati. Ia ingin Yesus memerintah. Karena ia menolak membuang gagasannya sendiri, ia beranggapan bahwa menjadi setia itu artinya bertarung agar Yesus bisa memerintah.)
  4. Setia sampai Mati: Gagal
    1. Mari lanjutkan cerita kita dalam Yohanes. Baca Yohanes 18:12-16. Bagaimana caranya Petrus masuk ke dalam halaman istana Imam Besar? (Murid "lain" (Yohanes) berbicara dengan perempuan yang bertugas di situ dan membawa Petrus masuk.)
    2. Baca Yohanes 18:17. Inikah cara yang Petrus harapkan sebagai cobaan yang akan datang kepadanya untuk menyangkal Yesus? (Cobaan tersebut ada bersama-sama dengan prajurit-prajurit yang bersenjatakan pedang, bukan dengan seorang "petugas perempuan" yang tak bersenjata.)
      1. Dapatkah Petrus mengatakan bahwa hal ini tidak adil? Saat ia menghunus pedang untuk bertarung, bukankah artinya usai sudah perbincangan apakah ia akan menyangkal Yesus atau tidak?
      2. Baca Amsal 19:20-21. Bagaimanakah aturan tentang kecerdasan emosi ini dapat menolong Petrus? (Andai saat pertama kali Yesus mengecam Petrus tentang pandangannya akan masa depan (Markus 8:31-33), Petrus menerima nasihat Yesus, ia akan paham rencana Yesus dan bagaimana ia dapat memainkan perannya dalam rencana tersebut.  Andai Petrus menerima nasihat Yesus tentang penyangkalan yang tak lama lagi akan dia perlihatkan, ia akan meminta nasihat tentang cara agar terhindar dari ketidaksetiaan. Ayat dalam kitab Amsal ini mengajar kita bahwa apa pun rencana kita, maksud Allahlah yang akan berlaku. Kita dapat menghindar dari berbagai masalah dan kekisruhan oleh memperhatikan Allah.)
  5. Setia sampai Mati: Penebusan
    1. Baca Yohanes 21:14-15. Perbedaan apa, jika ada, yang saudara lihat dari sikap Petrus? (Yesus memancing Petrus untuk membandingkan dirinya dengan murid-murid lainnya dengan mengatakan ia mengasihi lebih dari murid-murid lainnya. Bandingkan Markus 14:29. Petrus tidak mengatakan ia lebih baik dari yang lainnya manakali mengasihi Yesus yang diperbincangkan.)
    2. Baca Yohanes 21:16. Apa yang terkandung dalam fakta bahwa Yesus mengajukan pertanyaan kepada Petrus untuk kali yang kedua? (Terkesan bahwa Yesus tidak yakin akan kebenaran dari jawaban Petrus yang pertama.)
      1. Apa pikiran saudara andai saudara adalah Petrus? (Saya serta merta akan merasa bersalah akan ketidaksetiaan saya yang lalu. Saya tahu Yesus sementara mengingat-ingat kegagalan saya dan hal tersebut akan merobek hati saya.)
    3. Baca Yohanes 21:17. Ayat ini menegaskan bahwa Petrus merasa terluka dan bersalah. Argumen apa yang Petrus lontarkan untuk meyakinkan Yesus bahwa ia kini akan setia? (Ia sebenarnya tidak mencoba melemparkan argumen. Ia semata mengatakan "Allah, engkau tahu segala sesuatu." Karenanya, engkau tahu benar tidaknya perkataan saya. Engkau tahu apakah saya akan setia atau tidak. Saya mengasihimu dan saya hendak menjadi setia.)
    4. Baca Yohanes 21:18-19. Di hari-hari sebelumnya kira-kira apa komentar Petrus mengenai hal ini? (Sebagai petunjuk, baca ulang Markus 8:31-33. Yesus memberitahu Petrus bahwa ia ada dibunuh orang. Pernyataan "engkau akan mengulurkan tanganmu" mengandung arti penyaliban. "Tradisi gereja mula-mula mendukung bahwa inilah cara Petrus mati." Wycliffe Bible Commentary. Petrus yang kemarin akan mengecam Yesus – tak seorangpun akan mati – mereka semua akan memerintah!)
    5. Sobat, bagaimana dengan engkau. Apakah engkau menaati aturan Alkitab tentang kecerdasan emosi agar engkau menyingkirkan kesombongan dan menerima nasihat? Apakah engkau menerima perkataan Allah gantinya tujuan dan pilihanmu sendiri? Ataukah, perlu ada kegagalan rohani supaya engkau belajar dari apa yang Petrus pelajari?
  6. Pekan depan: Tokoh Misi: Rasul Petrus.

FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/517.htm



Notícias direto do New York Times, gols do Lance, videocassetadas e muitos outros vídeos no MSN Videos! Confira já!