Iman - (Ibrani 11, Mazmur 19, Yohanes 20, 1 Petrus 1, Lukas 8)
Kehidupan Kristiani: Pelajaran 2
Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.
Pendahuluan: Kata orang iman bukanlah keyakinan yang rasional. Apakah saudara setuju? Pertimbangkan bahwa murid-murid percaya bahwa Yesus akan kembali pada zaman mereka. (Lihat 1 Tesalonika 4:15-18). Kini sudah kira-kira 2,000 tahun berselang. Saya pernah menunggu orang-orang yang terlambat dan saya pernah terlambat. Namun membaca rangkaian ayat ini, rasanya agak tidak masuk akal. Pernahkan saudara meyakini sesuatu yang benar-benar tidak rasional? Sesuatu yang tidak punya bukti secuil pun? Kita menyebutnya takhyul! Apa kata Alkitab mengenai iman? Apakah iman itu tidak bisa dibuktikan? Apakah kita diharapkan untuk menunggu ribuan tahun tanpa satu pun bukti bahwa kita bukanlah orang dungu? Atau, apakah iman memiliki akar pembuktian yang bisa kita jadikan dasar? Mari selami Alkitab dan temukan jawabnya!
- Tak Ada Bukti?
- Baca Ibrani 11:1. Apa kata ayat ini mengenai dasar pembuktian iman kita? (Pengharapan kita dan hal-hal yang tidak bisa lihat.)
- Saya bukanlah ahli bahasa Gerika, namun Ibrani 11:1 dalam bahasa Gerika sepertinya menyebutkan iman itu ìtiada terlihat bukti.î Apakah ini berarti bahwa orang-orang yang mengatakan bahwa iman bukanlah keyakinan rasional benar adanya?
- Ataukah, itu artinya bahwa sesungguhnya bukti atas iman itu ada, hanya saja kita tidak ìmenjadi saksi-mataî atasnya?
- Baca Ibrani 11:3. Apakah kita menjadi saksi mata terhadap hal ini? (Tidak.)
- Apakah ada hal yang perlu dilihat di sini? (Ya. Alam semesta.)
- Benarkah ìtiada terlihat buktiî atas iman kita bahwa Allah membentuk alam semesta dari firman-Nya? (Kita tidak menyaksikan Allah melakukannya. ìPerintahî lisan tidak akan tampak sekalipun kita sementara menyaksikan peristiwa tersebut.)
- Baca Mazmur 19:1-3. Apakah Daud dan penulis kitab Ibrani berbeda pendapat?
- Ibrani 11: mengatakan bahwa hanya oleh iman kita percaya Allah menciptakan Allah semesta. Raja Daud mengatakan bahwa langit menjadi pernyataan yang sesungguhnya (ìmenyatakan,î ìmempertunjukkanî Allah Pencipta kita). Semua orang mendengar dan dapat memahami pekabaran ini. Mana argumen yang lebih bagus: Daud atau Ibrani?
- Perhatikan sekeliling. Apakah bukti yang saudara lihat setiap hari menyatakan bahwa alam semesta berevolusi ataukah menyatakan adanya seorang Perancang Cerdas?
- Bagaimana jadinya halaman atau taman saudara tanpa campur tangan manusia?
- Bagaimana jadinya rumah saudara tanpa campur tangan manusia?
- Bagaimana jadinya mobil saudara tanpa campur tangan manusia?
- Bagaimana jadinya pekerjaan saudara tanpa campur tangan manusia? (Saya tidak tidak tahu bagaimana dengan saudara, namun halaman, rumah , mobil dan pekerjaan saya senantiasa membutuhkan perhatian saya – dengan kata lain mereka tidak akan bertahan tanpa adanya ìkecerdasan dari luar.î Tanpa campur tangan manusia, produktivitas mereka akan terhenti.)
- Saya melihat bahwa penjelasan ilmiah terkini yang paling mengemuka tentang alam semesta adalah Teori Ledakan Besar yang mengatakan bahwa alam semesta meledak dari satu titik pada satu ketika. Apakah bukti ilmiah dari teori ini? (Alam semesta membesar secara merata ke segala arah.)
- Apakah ini juga menjadi bukti bahwa Allah Pencipta pada suatu titik menciptakan alam semesta dengan firman-Nya?
- Para ilmuwan yakin bahwa laju pembesaran alam semesta ini sangat kritikal. Jika terlalu cepat, gaya gravitasi akan menjadi lemah dan alam semesta akan ìmeledakî ke arah luar. Jika terlalu lambat maka gaya gravitasi akan melampaui laju pembesaran dan alam semesta akan ke arah dalam. Apakah ini menjadi bukti adanya ledakan yang terjadi secara acak atau kebetulan, ataukah adanya seorang Perancang yang mengatur dengan tepat laju pembesaran tersebut?
- Baca Ibrani 11:4. Apakah tidak ada bukti bagi Habel untuk mengimani Allah? (Bukti ada di sekelilingnya. Dapat disimpulkan bahwa Allah berbicara langsung kepada Kain dan Habel (Kejadian 4:6).)
- Jadi, ke mana tepatnya iman Habel diarahkan? (Imannya adalah kepada Allah. Percaya kepada Allah menjadi fokus dari iman Habel.)
- Dikatakan bahwa Habel masih berbicara. Apa yang ia katakan kepada saudara? Dari ceritanya, pada apa saudara melandaskan iman saudara? (Semua bentuk pernyataan iman terdapat dalam cerita pendek Habel (Kejadian 4:1-10). Kisah ini menunjukkan bahwa dengan menolak Allah kita dituntun untuk melakukan dosa yang paling berat. Kisah ini menunjukkan bahwa menuruti Allah bukanlah berarti kita akan menjalani hidup yang sempurna. Kisah ini menyatakan bahwa Allah akan senantiasa menyertai kita.)
- Contoh Iman Pertama: Tomas
- Apakah sudah ada bukti bagi Tomas bahwa Yesus telah bangkit? (Ya. Ia telah mendengarkan kesaksian dari bebearapa saksi mata yang bisa dipercaya.)
- Bukti seperti apa yang Tomas tuntut? (Bukti dari tangan pertama.)
- Baca Yohanes 20:26-29. Iman seperti apa yang Yesus hargai? (Mereka yang tidak melihat namun percaya.)
- Apakah Yesus menuntut iman yang buta dan irasional? (Dua hal. Pertama, Yesus dengan tepat memberi Tomas bukti yang ia minta. Kedua, orang yang ìberbahagiaî adalah orang yang percaya berdasarkan kesaksian orang lain. Yesus tidak meminta pengikut-Nya untuk membayangkan bahwa Ia sudah bangkit.)
- Contoh Iman Kedua: Saudara
- Baca 1 Petrus 1:3-5. Ayat 5 menyebutkan bahwa kita dilindungi oleh ìiman.î Dilindungi dari apa? (Baca 1 Petrus 1:6. Iman melindungi kita dari keputusasaan manakala kesukaran menimpa.)
- Tengok kembali 1 Petrus 1:3-5. Kemana iman kita diarahkan? (Bahwa Allah akan memberi kita hidup baru di dunia baru. Pengharapan kita ini dilandaskan atas kebangkitan Yesus dari kematian.)
- Baca 1 Petrus 1:8. Apakah kita menjadi saksi mata dari kebangkitan Yesus? (Tidak.)
- Baca 1 Petrus 1:10-12. Apakah bagi kita tidak ada bukti tentang kebangkitan Yesus? (Ada buktinya. Bagi kita ada pernyataan Petrus mengenai hal ini. Namun, lebih dari itu, bagi kita ada penggenapan nubuatan tentang Yesus. Para nabi Perjanjian Lama ini berbicara kepada kita saat mereka menuliskan nubuatan tentang Yesus.)
- Contoh Iman Ketiga: Yairus
- Baca Lukas 8:40-42. Apakah Yairus memiliki iman? Ia beriman kepada apa? (Imannya (pengharapan?) adalah bahwa Yesus akan menyembuhkan anak perempuannya yang sedang sakit.)
- Irasionalkah iman Yairus?
- Baca Lukas 8:43-49. Apakah Yairus memiliki bukti bahwa Yesus akan menolongnya? (Ada beberapa bukti, sekarang semua bukti sudah tersedia namun Yesus mengecewakannya.)
- Baca Lukas 8:50. Apakah bagi Yairus sekarang ada bukti bahwa Yesus akan menolongnya?
- Jika saudara menjawab, ìYa,î apa buktinya?
- Baca Lukas 8:51-56. Bagaimana tingkat iman dari para peratap sebelum ayat 54?
- Perhatikan secara khusus ayat 56. Bagaimana tingkat iman Yairus? (Kedua orang tua anak tersebut takjub – yang memberikan kesan bahwa Yairus tidak memiliki iman bahwa anak perempuannya akan bangkit dari kematian.)
- Apakah yang diceritakan oleh kisah terakhir ini mengenai iman kita kepada Allah dan perlunya bukti bagi iman kita? (Pertama, kisah ini menunjukkan bahwa sekalipun bukti menunjukkan bahwa Allah telah meninggalkan kita, iman kita akan menunggu saatnya Allah. Kedua, Yairus melihat bukti kuasa Yesus – karena penyembuhan wanita najis tadi perjalanan Yesus terhambat sehingga anaknya harus meninggal. Kebangkitan yang merupakan kelanjutan dari mujizat tersebut membutuhkan iman atas apa yang tidak kelihatan.)
- Sobat, ada begitu banyak bukti bagi iman. Maukah engkau berpegang teguh pada imanmu sekalipun tidak ada bukti yang engkau lihat dengan mata kepalamu sendiri, atau, manakala apa yang engkau lihat merupakan bukti yang bertentangan? Jika engkau menanti, dalam iman, Yesus akan memberimu hidup kekal! Jika engkau mulai merasa ragu, pandanglah alam semesta dan seluruh ciptaan dan tanyakan pada dirimu sendiri apakah semua ini kelihatannya terjadi begitu saja?
- Pekan depan: Pengharapan