BUAH ROH
Buah Roh ialah Kasih - (Ulangan 6, Matius 22, Korintus 13) - Pelajaran 2
Copr. 2010, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Hetty Simatupang. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.
Pendahuluan: Sebuah lagu mengatakan ìkasih dimana-manaî. Kalau benar demikian, kedengarannya indah, bukan? Bayangkan sebuah dunia dimana setiap orang menunjukkan sikap kasih kepada Anda. Kasih adalah prioritas utama dalam Kerajaan Allah. Tetapi, apakah maksudnya, dan bagaimana kita menunjukkan kasih adalah hal yang sulit. Tidak sulit karena Allah, tetapi sulit karena hati kita yang mementingkan diri. Mari selami pelajaran Alkitab kita dan belajar lebih jauh lagi tentang hubungan antara kuasa Roh Kudus didalam kita dan kasih!
I. Kasih
A. Baca Ulangan 6:4-6. Apakah Anda mengasihi Allah?
1. Apakah ini sama dengan mengasihi pasangan Anda? Anak-anak Anda? Anjing Anda? Es Krim?
2. Perhatikan bahwa ayat mengatakan untuk mengasihi ìdengan segenap hatimuî dan ìsegenap jiwamuî dan ìsegenap kekuatanmuî. Apakah ini perintah yang berbeda-beda? Kalau demikian, apa yang dikatakan disini mengenai sifat kasih? (Hal-hal itu berbeda satu dengan yang lain. Barnesí Notes menyarankan bahwa ìhatiî menyatakan pengertian kita, ìjiwaî menyatakan kemauan kita dan ìkekuatanî menyatakan tenaga kita.)
a. Mari kita bahas satu persatu untuk mengerti perintah Allah dengan lebih baik. Menurut Anda apa yang dimaksud, dalam prakteknya, untuk mengasihi Allah dengan pengertian? (Saya tahu bahwa Allah menciptakan saya dan mati untuk saya dan saya berterimakasih dan mengasihi Dia karena pengorbanan itu.)
(1) Apakah Anda memiliki kasih yang seperti itu kepada Allah?
b. Apakah artinya mengasihi Allah dengan tenagamu? (Itu berarti bahwa saya memberikan waktu dan tenaga saya untuk kerajaan Allah.)
(1) Apakah Anda memiliki kasih yang seperti itu kepada Allah?
c. Apa yang dimaksud, dalam prakteknya, mengasihi Allah dengan kemauan Anda? (Itu berarti keinginan alamiah hati saya.)
(1) Apakah Anda memiliki kasih yang seperti itu kepada Allah?
(a) Apakah ini yang paling sulit dari ketiga pertanyaan ìapakah Anda memiliki kasih yang demikianî? (Ya. Anda dapat secara intelektual mengasihi, dan Anda dapat memberikan waktu dan tenaga, tetapi keinginan bukanlah sesuatu yang dapat Anda kendalikan.)
II. Kasih bagi Manusia
A. Baca Matius 22:37-40. Mengasihi Allah sama juga dengan mengasihi mereka yang kita kenal (Allah mengatakan, ìyang kedua, yang sama dengan ituî). Seberapa baikkah Anda akan menjawab rentetan pertanyaan yang baru saja saya tanyakan tentang Allah, kalau ternyata hal itu berlaku juga untuk tetangga Anda?
1. Apakah Anda mengasihi secara intelektual, sungguh-sungguh (berarti menyisihkan waktu dan tenaga) dan emosional (berarti keinginan) terhadap mereka yang Anda kenal?
a. Sekarang pikirkan orang yang Anda kenal yang paling menjengkelkan Anda. Bagaimana kalau Anda mengaplikasikan pertanyaan-pertanyaan ini terhadap orang itu?
B. Baca Matius 7:12. Kalau saya melakukan ini, apakah saya sudah melakukan ketiga tingkatan kasih yang menjadi kewajiban saya kepada orang lain? (Kalau demikian, saya merasa jauh lebih baik karena saya bergumul dengan pertanyaan yang terakhir. Saya tidak perlu menyukai seseorang untuk memperlakukan mereka dengan adil.)
C. Baca kembali Matius 22:39. Apakah ini berbeda dengan Matius 7:12?
1. Apakah kedua ayat ini menggunakan ukuran ìApakah yang akan saya perbuat bagi diri saya?î
III Saat Roh Kudus
A. Mari pergunakan aplikasi praktis. Setiap minggu saya mengirimkan pelajaran ke duapuluh daftar nama orang yang setuju untuk menterjemahkannya ke bahasa lain. Saya tidak membayar mereka, dan saya juga tidak dibayar untuk menulis pelajaran ini. Dapatkah saya mengatakan saya mengasihi para penterjemah, lawannya mencuri dari mereka, karena tidak satupun dari mereka dibayar?
1. Ada beberapa penterjemah yang mengatakan bahwa mereka memerlukan komputer baru (atau yang lebih baik). Saya baru saja membeli komputer baru untuk di rumah. Saya tidak pernah membeli (atau bahkan memberi bantuan untuk membeli) sebuah komputer bagi seorang penterjemah. Apakah itu tidak membuktikan kalau saya tidak mengasihi mereka seperti saya mengasihi diri saya? Dan, para penterjemah adalah lebih dari sekedar tetangga saya, mereka adalah rekan kerja! (Adalah sulit, kalau setiap kali saya memerlukan komputer baru, untuk juga harus membeli duapuluh komputer.)
2. Gunakan Bill Gates sebagai bahan perbandingan. Dapatkah Bill membelikan saya sebuah komputer baru? Tentu saja, ia mampu membelikan saya sebuah mobil baru, rumah atau pesawat terbang. Karena saya mengasihi diri saya, tetapi tidak mengharapkan Bill untuk membelikan kebutuhan saya, dapatkah saya mengatakan bahwa saya mengasihi orang lain sama seperti diri saya walaupun saya tidak membelikan mereka hal-hal yang mereka butuhkan?
a. Apakah fakta bahwa saya tidak mengharapkan apapun dari Bill membebaskan saya dari apa yang orang lain harapkan dari saya?
3. Dari ayat-ayat yang kita pelajari, kita ketahui bahwa Allah mengharapkan kita untuk mengasihi Dia seperti kita mengasihi sesama manusia. Kalau mengasihi Allah harusnya sepadan dengan mengasihi diri, mengapa dalam sejarah Allah hanya meminta (Maleakhi 3:8-10) sepuluh persen dan kita boleh mengambil sembilan puluh persen?
a. Bukankah pembagian menjadi dua bagian yang sama lebih menyatakan mengasihi Allah seperti kita mengasihi diri kita? Kalau kita memasukkan tetangga kita kedalam pembagian ini, bukankah itu berarti kita masing-masing akan mendapat sepertiga bagian?
B. Ketika saya menanyakan diri saya pertanyaan-pertanyaan yang baru saja kita bahas, saya menyadari kalau saya memiliki masalah bagaimana bersikap dalam kasih dan resah karena saya bahkan tidak mengerti dengan semestinya apa yang dimaksudkan Allah (walaupun aturan ìseperti dirimu sendiriî kelihatannya cukup jelas). Baca Galatia 5:22-23. Apakah jalan keluar bagi sikap dan pengertian kita yang salah mengenai kasih? (Adanya Roh Kudus didalam hidup kita. Kasih adalah buah pertama dari Roh.)
1. Kalau kasih adalah buah dari Roh Kudus, apakah itu menjernihkan keresahan kita tentang tidak memiliki keinginan alamiah untuk mengasihi orang lain, termasuk keresahan tentang sikap alamiah kasih terhadap Allah? (Itu menunjukkan kepada kita kemana kita pergi untuk mendapatkan sesuatu yang tidak dapat kita peroleh dengan kerja keras dan tekad.)
C. Baca 1 Korintus 13:1-3. Apakah Yesus dan Paulus sama-sama setuju dengan pentingnya kasih? (Yesus katakan segala sesuatu bergantung pada kasih dan Paulus katakan semua perbuatan baik dan kuasa roh tidak ada artinya tanpa kasih.)
D. Baca 1 Korintus 13:4. Pikirkan setiap ciri karakter yang disebutkan dan apakah itu ada dalam kehidupan Anda?
1. Apakah ciri-ciri karakter itu ada ketika Anda mengendarai kendaraan Anda?
E. Baca 1 Korintus 13:5. Pikirkan setiap ciri karakter yang disebutkan dan apakah itu ada dalam kehidupan Anda? (Kalau Anda seperti saya, Anda mungkin akan katakan ìhampir tidak adaî untuk ciri-ciri karakter dalam ayat 4, tetapi agak lebih baik dengan ciri-ciri karakter yang disebutkan dalam ayat 5.)
F. Baca 1 Korintus 13:6-7. Saya seorang yang optimis, dan keluarga saya mengolok saya karena sering menggunakan kalimat ìsaya berharap tidak terjadiî kalau ada yang mengatakan sesuatu yang negatif. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda seorang yang berpengharapan? (Sesudah mengakui hal-hal buruk tentang diri saya, saya harus menyebutkan sesuatu hal yang baik!)
1. Bagaimana dengan masalah ìbersukaî dalam kejahatan? Ada kejahatan yang kita semua tidak sukai, tetapi apakah ada beberapa kejahatan yang Anda sukai? Kejahatan yang mengambil untung atas orang lain? Atau, membahayakan orang lain?
G. Ini bukanlah minggu ìmenyalahkan diriî, tetapi kalau Anda jujur, dari awal pelajaran tentang kasih ini kita dapat melihat kalau kita menggunakan definisi Allah mengenai kasih, kita sangat jauh dari standar kasih yang Allah tetapkan bagi kita. Memang benar, kita tidak sepenuhnya jelas (atau tidak mau menjadi jelas) akan apa yang Ia tentukan.
1. Apakah Roh Kudus jalan keluar yang sempurna untuk hal ini?
2. Atau, standar yang tinggi ini menjadi motivasi sederhana untuk menyatakan ìsaya diselamatkan oleh anugerah sajaî (Baca 1 Korintus 14:1. Diselamatkan oleh anugerah tidak membebaskan kita dari kewajiban untuk mengasihi. Paulus adalah penganjur paling kuat dari kebenaran hanya oleh iman, tetapi ia menyuruh masing-masing kita untuk ìmengikuti jalah kasihî.)
3. Apa yang diajarkan pemakaian istilah ìikutî tentang pekerjaan Roh Kudus di hidup kita dalam hal mengasihi? (Bahwa itu adalah pekerjaan bertahap. Mencapai sasaran kasih yang ditetapkan Allah bagi kita, adalah proses yang dihasilkan dari kuasa Roh Kudus yang menghasilkan ìbuahî dalam hidup kita.)
H. Sahabat, apakah Anda agak rendah dalam hal mengasihi? Mengapa tidak meminta Roh Kudus untuk datang kedalam hati Anda hari ini dan memberikan pikiran yang mengerti tujuan kasih Allah bagi kita dan hati yang mengarah kepada tercapainya tujuan itu?
I. Minggu depan: Buah Roh ialah Sukacita