Integritas Karunia Nubuat - (Yeremia 42, 1 Samuel 16, 2 Samuel 7)
Karunia Nubuat Dalam Alkitab: Pelajaran 9
Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.
Pendahuluan: Setelah pekan lalu pelajaran kita berakhir dengan kisah tentang seorang nabi yang menjadi santapan singa karena ada seorang nabi lain yang berdusta, mungkin saudara bertanya-tanya mengapa sekarang kita belajar tentang integritas dari karunia nubuat. Dapatkah nabi sejati berdusta, menipu dan mencuri? Apa yang saudara ingat dari para bapa zaman Perjanjian Lama: apakah mereka berdusta, menipu dan mencuri? Memang, para bapa tersebut tidaklah sempurna. Apakah nabi-nabi harus lebih baik dari para bapa? Jika tidak, haruskah kita mencoret mereka dari daftar ìnabi sejati?î Mari mulaikan pelajaran kita dan lihat apa kata Alkitab mengenai integritas dari para nabi!
- Sumber lain?
- Baca Yeremia 42:1-3. Apa yang orang banyak minta dari Yeremia? (Orang-orang yang selamat dari pertempuran dengan Babel ingin agar Yeremia pergi mendapatkan Allah dan cari tahu apa yang harus mereka lakukan dan kemana mereka harus pergi.)
- Baca Yeremia 42:4-5. Apa janji Yeremia dan apa sambutan orang banyak? (Yeremia berjanji untuk memberitahu mereka semua yang Allah sampaikan kepadanya (seluruh kebenaran) dan mereka berjanji untuk menuruti apa kata Allah.)
- Baca Yeremia 42:7-11. Apa instruksi yang Allah berikan kepada Yeremia? (Orang banyak harus tinggal di mana mereka berada dan Allah akan melindungi mereka dari bangsa Babel.)
- Bagaimana sampai orang banyak berbuat ìkesalahan fatalî saat mereka meminta Yeremia untuk bertanya kepada Allah? Bukankah ini soal hidup dan mati? (Yeremia merasa orang banyak tidak sungguh-sungguh ingin mendengarkan perkataan Allah. Kelihatannya, mereka sudah menetapkan niat untuk mengungsi ke Mesir.)
- Baca Yeremia 43:1-3. Apakah yang dituduhkan oleh ìorang-orang congkakî ini kepada Yeremia? (Tidak menyatakan yang sebenarnya.)
- Siapakah Barukh ini, dan mengapa mereka beranggapan bahwa Yeremia cenderung berbohong mengenai sumber informasinya? (Baca Yeremia 36:4-6. Barukh adalah anak muda yang menjadi asisten Yeremia. Ia menuliskan apa yang didikte oleh Yeremia dan kadang-kadang ia membacakan bagi orang banyak apa pekabaran dari Allah.)
- Pelajaran kita adalah tentang integritas dari karunia nubuat. Namun, tidakkah kita harus juga menaruh menaruh perhatian terhadap integritas dari para konsumen karunia nubuat?
- Masuk akalkah tuduhan yang diajukan kepada Yeremia? (Orang banyak yang tidak mau menuruti perintah Allah menuduh bahwa orang muda tersebut mempengaruhi Yeremia dan perkataan yang Yeremia sampaikan bukanlah berasal dari Allah.)
- Baca Yeremia 23:30-32. Menurut ayat-ayat ini, apakah salah jika seorang nabi mengutip perkataan dari orang lain?
- Apakah masalahnya terletak dalam hal memungut kata-kata orang lain ataukah dalam hal menyebutkan bahwa perkataan orang tersebut adalah perkataan Allah? (Jika saudara membaca seluruh pernyataan tersebut, masalahnya lebih kepada pertalian yang tidak benar (ini berasal dari Allah, bukan orang lain), dan bukan soal sumber (apakah nabi tersebut mencuri?). Inilah masalah yang Yeremia hadapi tatkala orang banyak menuduhnya di bawah pengaruh Barukh.)
- Andaikan di zaman modern ini seseorang mengaku sebagai nabi dan saudara dapati bahwa nabi tersebut menyalin tulisan orang lain. Apakah hal tersebut akan jadi masalah?
- Kita telah membaca ayat ini dua pekan lalu, tapi coba kita baca ulang Lukas 1:1-3. Lukas mengatakan bahwa ia menggunakan sumber dari orang lain. Jadi soalkah? (Tidak. Ia mengungkapkan sumbernya.)
- Amerika Serikat telah memiliki undang-undang hak cipta sejak tahun 1790. Sebelumnya, angsa Inggeris telah lebih dahulu memilikinya (Statue of Anne-1710). Andai Lukas dibatasi oleh salah satu dari undang-undang hak cipta ini, apakah ia bisa bertindak sebagaimana yang ia telah lakukan
pakah pertanyaan yang baru saja saya lontarkan sudah melenceng dari persoalan pokoknya? (Ya. Para pembaca Lukas dan pendengar Yeremia tidak mencemaskan hak cipta. Mereka merisaukan unsur kebenarannya. Apakah Allah yang Maha Tahu yang berbicara? Ataukah Barukh yang gandrung kepada Babel yang berujar?
- Pekan lalu, pedulikah sang nabi muda tersebut jika sang nabi tua yang mengarang kebohongannya atau ia mendapat informasi tersebut dari anaknya sendiri? (Tidak! Yang membuatnya terbunuh adalah soal apakah yang diutarakan sang nabi tua tersebut asalnya dari Allah.)
- Dalam Yeremia 23:30, apakah Allah peduli kalau nabi-nabi palsu ini saling mencuri perkataan, ataukah ini soal mempertalikan perkataan dusta kepada-Nya? (Kembali, yang jadi soal adalah soal mempertalikan.)
- Kembali ke pertanyaan tadi: Apakah yang akan saudara lakukan kalau seorang nabi menyalin panjang lebar dari sumber lain, atau saudara beranggapan bahwa nabi tersebut mungkin telah banyak sekali menyalin dari sumber lain? (Beranggapan bahwa nabi tersebut berdusta tidaklah akan menolong (contohnya, 2 Samuel 12:1-9) namun, masalah sebenarnya adalah masalah yang selalu kita hadapi dengan nabi-nabi – apakah pekabaran tersebut asalnya dari Allah? Ini membawa kita kepada ujian yang dulu: apakah orang ini menerima Yesus sebagai Allah dan menuntun para pengikutnya kepada suatu kehidupan yang sejalan dengan Alkitab?)
- Kembali kepada Yeremia, orang-orang congkak dan Barukh. Andai saudara bisa berjalan melintasi waktu untuk hadir dalam perdebatan ini, dan saudara tidak mengenal satu pun dari mereka, apakah saudara memiliki petunjuk mengenai siapa yang menyampaikan pekabaran dari Allah? (Ya. Pekabaran Yeremia adalah bersandar pada Allah untuk mendapatkan perlindungan. Pekabaran dari orang-orang congkak tersebut adalah bersandar pada bangsa Mesir untuk mendapatkan perlindungan.)
- Apakah nabi muda pekan lalu melihat gelagat bahwa nabi tua tersebut sedang berdusta? (Ya. Ia diminta untuk bersandar pada integritas dari nabi tua alih-alih bersandar pada apa yang ia ketahui secara pribadi dari Allah.)
- Ups, Berita yang Salah!
- Baca 2 Samuel 7:1-3. Kira-kira apa yang ada di benak Raja Daud?
- Mengapa hal itu tidak terbersit sebelum ia membangun istananya?
- Bagaimana pengertian saudara akan perkataan Natan? (Allah sedang menuntun Daud, jadi Daud harus lakukan apa yang menurutnya terbaik untuk memperbaiki lingkungan tempat tabut disimpan.)
- Baca 2 Samuel 7:4-7. Bagaimana nada suara Allah di sini? Allah berlaku seolah-olah Ia secara pribadi memang tinggal di sebuah kemah. Apakah Allah tidak senang dengan tempat kediaman-Nya?
- Apakah yang dikatakan di sini mengenai Daud yang membangun istananya sebelum ia membangun kaabah?
- Baca 2 Samuel 7:12-13. Apa yang diajarkan di sini soal percaya pada perkataan Natan? Apa yang diajarkan tentang integritas karunia nubuat? (Natan berubah pendapat tentang siapa yang harus membangun kaabah. Tidak semua yang dikatakan seorang nabi itu diinspirasikan oleh Allah. Kita tidak boleh beranggapan bahwa pekabaran seorang nabi berasal dari Allah kecuali kalau nabi tersebut mengatakan demikian.)
- Ups, Impuls yang Salah!
- Baca 1 Samuel 16:1. Apa misi yang diemban Samuel? (Untuk mengurapi raja Israel yang berikut. Raja yang berikut adalah salah seorang dari anak Isai.)
- Baca 1 Samuel 16:5-6. Siapa yang dikira Samuel akan menjadi raja yang berikut? (Putra tertua Isai, Eliab.)
- Baca 1 Samuel 16:7. Apakah yang diajarkan di sini mengenai impuls alamiah dari seorang nabi? (Sama juga dengan orang lain.)
- Pelajaran apa yang kita tarik mengenai integritas nabi dari kisah ini? (Kita perlu memastikan bahwa nabi tersebut tidak mempertukarkan impulsnya dengan pekabaran dari Allah. Kecenderungan alamiah dari seorang nabi adalah sama ìmanusiawiî-nya dengan orang lain.)
- Ups, Lihat Lagi
- Baca Daniel 8:27. Apa yang kita lakukan manakala seorang nabi tidak mengerti penglihatan yang datang kepadanya? (Jika nabi tersebut tidak bisa memastikan apa arti pekabaran dari Allah, nabi tersebut harus menyatakannya. Seperti Daniel.)
- Baca 1 Petrus 1:10-12. Apakah yang dianjurkan di sini mengenai kejelasan pekabaran Allah kepada nabi-nabi-Nya? (Allah tidak menjelaskan seluruh perkara rohani kepada seorang nabi. Tugas nabi tersebut adalah menyampaikan pekabaran Allah. Namun ada hal-hal di balik pekabaran Allah tersebut yang nabi tersebut perlu selidiki dari Alkitab.)
- Kita telah dapati bahwa nabi-nabi dapat memberikan nasihat yang salah, memiliki impuls yang salah, tidak memahami pekabaran Allah, atau tidak mengetahu dengan jelas perkara-perkara rohani yang mengiringi pekabaran tersebut. Pertanyaan bagi kita adalah apakah pekabaran nabi tersebut datangnya dari Allah. Bagaimana kita harus bereaksi jika seorang nabi mengatakan, ìInilah yang Allah nyatakanî dan kemudian mengatakan sesuatu yang salah? (Baca ulang Yeremia 23:31. Jika seorang nabi mengatakan bahwa sebuah pernyataan berasal dari Allah, dan pernyataan tersebut sebenarnya merupakan refleksi dari pandangan dan impuls pribadi nabi tersebut, maka Allah menjadi ìlawanî orang tersebut. Jika seorang nabi tidak tahu jelas sumber dari pekabaran tersebut, seyogyanya ia mengatakannya.)
- Sobat, nabi-nabi itu sama halnya dengan para pengikut Allah lainnya. Mereka tidak senantiasa memiliki impuls yang benar, dan mereka tidak selalu memberi nasihat yang terbaik. Namun, apabila mereka mengaku berbicara untuk Allah, sebaiknya mereka menuntun orang kepada Allah dan berbuat benar. Untuk amannya, ujilah integritasnya!
- Pekan depan: Pekabaran para Nabi.