segunda-feira, 22 de junho de 2009

Misi -(Kisah 1 & 18, 1 Korintus 1) - Pelajaran 13

<--

Misi -(Kisah 1 & 18, 1 Korintus 1) - Pelajaran 13

 

 

Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Hetty Simatupang. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian. Berdoalah agar Roh Kudus menuntun pikiran Anda ketika Anda belajar.

 

Pendahuluan: Apakah Anda mengetahui seseorang yang ìsemangat berapi-apiî untuk Yesus? Apakah Anda pernah seperti itu untuk sesaat dalam kurun hidup Anda? Pertanyaan berikut: apakah Anda mengetahui seseorang yang semangat berapi-api untuk Yesus seumur hidupnya? Saya melihat banyak orang yang ìberapi-apiî pada awalnya, tetapi saya tidak menemukan seorangpun yang mempertahankan semangat mula-mulanya. Mengapa demikian? Apakah itu hal yang lumrah dalam misi Kekristenan kita? Apakah itu konsisten dengan kehendak Allah? Ketika kita dipanggil oleh Yesus untuk melakukan misiNya, apa yang Ia harapkan dari kita? Mari kita selami lagi pelajaran Alkitab dan temukan apa yang dapat kita pelajari!

 

 

I.           Rekanan dalam Misi

A.          Baca Kisah 1:1-3. Apakah yang Yesus lakukan sesudah kebangkitanNya? (Ia bersama-sama dengan murid-muridNya selama 40 hari meyakinkan mereka bahwa Ia sesungguhnya hidup dan Ia mengajar mereka tentang Kerajaan Allah.)

 

B.          Baca Kisah 1:4-6. Siapakah yang akan bekerja dengan murid-murid nantinya? (Roh Kudus.)

 

1.          Apa pendapat Anda mengenai pertanyaan murid-murid dalam Kisah 1:6?

 

a.          Menurut Anda kapankah pertanyaan itu diajukan? (Perhatikan kita baru saja membaca dalam Kisah 1:3 bahwa selama empat puluh hari Yesus berbicara kepada mereka mengenai kerajaanNya. Saya harap ini ditanyakan diawal dari empat puluh hari dan bukan diakhirnya.)

 

C.          Baca Kisah 1:7-8. Dengan latar belakang ini, apakah yang harus disaksikan murid-murid? (Bahwa Yesus sudah bangkit dan kerajaanNya akan datang.)

 

1.          Apakah itu misi kita sekarang? Kata-kata ini diucapkan kepada murid-murid pada waktu itu, kalau menurut Anda itu masih berlaku, terangkan mengapa?

 

2.          Apakah mereka dapat melakukannya dengan kemampuan sendiri? (Tidak. Mereka diberikan perintah ekplisit untuk menunggu sampai mereka menerima baptisan Roh Kudus.)

 

a.          Apakah itu juga menjadi prasyarat untuk sekarang ini? Haruskah kita menunggu sampai Roh Kudus datang untuk bekerja dengan kita dalam misi kita?

 

(1)         Bagaimana dengan mereka yang mengatakan bahwa kehadiran kuasa Roh Kudus adalah masa lalu? Misi seperti apakah yang mereka miliki?

 

D.          Baca Kisah 1:12-14. Apa yang mereka lakukan untuk mempersiapkan misi mereka? (Berdoa bersama-sama. Saya pikir tugasnya tetap sama. Saya pikir cara untuk melakukannya tetap sama. Kita tidak dapat terlibat dalam misi dengan sesungguhnya tanpa Roh Kudus. Kalau kita tidak yakin Roh Kudus menjadi bagian dari misi kita, kita perlu bersungguh-sungguh berdoa untuk dilengkapi oleh Roh Kudus dalam misi.)

 

 

II.         Misi dan Mencari Nafkah

 

A.          Apakah ìapiî mendingin ketika kita menyadari bahwa kita harus pergi untuk mencari nafkah?

 

1.          Atau, apakah mencari nafkah menjadi satu cara dimana kita melakukan misi kita?

 

B.          Baca Kisah 18:1-4. Apakah Paulus terlibat dalam kegiatan berkhotbah sepenuhnya? (Menurut ayat-ayat ini tidak. Dikatakan ia membuat tenda sepanjang minggu dan berkhotbah pada hari Sabat.)

 

C.          Baca Kisah 18:5. Apakah yang menyibukkan Paulus sekarang? (Ia sekarang memberitakan firman sepenuhnya.)

 

D.          Apakah Paulus kurang semangatnya ketika ia hanya memberitakan injin diakhir minggu dibandingkan dengan ketika ia memberitakan injil sepenuhnya? (Itu saya ragukan. Mencukupi kebutuhannya sehari-hari adalah juga bagian dari keseluruhan tugasnya.)

 

E.          Baca 2 Tesalonika 3:6-10. Apakah pekerjaan sekuler merupakan kewajiban agama? (Paulus mengatakan karena ia terlibat dalam pelayanan ia boleh mendapat ìbantuanî dari saudara-saudara Kristen. Pada saat yang sama ia mengatakan komunitas Kristen mempunyai kewajiban agama untuk bekerja. Oleh karena itu, tidak semuanya dapat terlibat dalam kegiatan pelayanan.)

 

1.          Mari kita lihat sisi praktisnya. Apakah Anda mengetahui rekan di tempat kerja yang sama sekali tidak pernah ke gereja manapun?

 

2.          Apakah ada tetangga atau kenalan Anda yang sama sekali tidak pernah ke gereja? (Kalau jawabannya ìyaî, maka pelayanan bagi Anda adalah menjangkau orang-orang ini dengan teladan kehidupan dan kata-kata yang diilhami Roh. Lihat Yohanes 14:26.)

 

F.          Baca Titus 2:7-8. Aspek apa dalam kehidupan Anda yang merupakan pelayanan? (Segala sesuatu yang kita lakukan memberikan pengaruh baik atau buruk. Misi kita adalah untuk mempertimbangkan bentuk pengaruh kita, dan melalui kuasa Roh Kudus kita meminta untuk menjadikan pengaruh kita positif dalam segala aspek.)

 

 

 

 

III.        Pekabaran dalam Misi

 

A.          Baca 1 Korintus 1:18. Menurut Alkitba apakah yang menjadi pekabaran kita? (Salib.)

 

1.          Apakah problema dari pekabaran kita? (Dunia menganggapnya kebodohan.)

 

2.          Kita sudah memutuskan diawal pelajaran bahwa murid-murid (dan kita) harus menyaksikan kebangkitan Yesus dan kedatangan kerajaanNya. Apakah itu konsisten dengan pekabaran kita tentang salib? (Ya. Salib dan kebangkitan Yesus menunjukkan kesempatan kita akan pengampunan dosa dan hidup kekal!)

 

B.          Baca 1 Korintus 1:19-21. Apakah pekabaran yang baik untuk mengkhotbahkan ìkebodohanî? (Anda tidak perlu menjadi seorang jenius untuk membagikan pekabaran ini.)

 

C.          Baca 1 Korintus 1:22-25. Apakah kita memerlukan keajaiban atau logika dalam membawakan pekabaran? (Seperti yang Anda ketahui, saya suka menggunakan logika – karena saya pikir itu mengedepankan pekabaran injil. Tetapi logika dan keajaiban tidak diperlukan bagi pekabaran kita: Yesus disalibkan.)

 

1.          Mengapa pekabaran kita Yesus disalibkan? Mengapa bukan perbuatan baik? Mengapa bukan hari Sabat? Mengapa bukan kebiasaan makan yang baik? Mengapa bukan olah raga, jangan merokok, atau mengenakan sabuk pengaman? (Yesus disalibkan adalah penggenapan dari pelayanan kaabah. Ia dalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa kita. Yohanes 1:29. Tidak ada hal lain yang menghapus dosa-dosa kita. Pengorbanan Yesus adalah titik pusat pekabaran kita. Ada pemikiran-pemikiran lain yang baik, logis, dan penting tetapi inti dari pekabaran kita adalah salib.)

 

D.          Baca 1 Korintus 1:26-27. Mengapa Allah memilih orang-orang ìlemahî? Ia mau mempermalukan dunia? Mengapa itu tujuannya? (Pekabaran kita adalah Kristus, bukan kita. Dapatkah Anda melihat konsistensi dari topik? Salib, bukan pekerjaan kita, yang menjadi fokus. Mengapa? Karena salib menunjuk kepada apa yang Allah lakukan, bukan apa yang kita lakukan. Mereka yang memiliki kuasa, kepandaian, pengaruh, keelokan paras tidak memiliki kelebihan dalam misi. Sesungguhnya, mereka memiliki kekurangan karena fokusnya haruslah Allah, bukan diri kita.)

 

1.          Baca 1 Korintus 1:28-31. Apakah itu berarti mereka yang cerdas dan berpengaruh didiskualifikasi dari misi? (Perhatikan siapa yang menuliskan kata-kata ini – Paulus, seorang yang berpendidikan, seorang yang tinggi kecerdasannya. Saya pikir maksud Paulus adalah semua orang memenuhi syarat untuk melakukan misi sepanjang mereka memuliakan Allah dan membuat Dia menjadi fokus misi. Allah tidak memerlukan kemuliaan manusia untuk melakukan tugasNya. Ia hanya perlu rekan-rekan kerja yang rela yang menyadari kuasa dan kemuliaan hanyalah bagi Allah.)

 

E.          Disaat saya masih memiliki pengaruh untuk menentukan siapa yang berkhotbah di mimbar di gereja saya, dapat saya katakan jam perbaktian ìbukanlah waktu untuk orang amatirî, yang berarti orang yang tanpa persiapan, yang tidak sanggup dan yang dengan nyata tidak berpengalaman tidak dibolehkan untuk berkhotbah. Waktu dari para anggota di gereja pada hari Sabat terbatas dan berharga dan saya tidak mau itu disia-siakan dengan khotbah yang buruk. Baca 1 Korintus 2:1-5. Apakah saya salah? (Saya tidak berhak untuk menjawab, tetapi pertimbangkan khotbah seperti apa yang diberikan dari seorang ìyang menunjukkan kuasa Rohî. Roh Kudus tidak amatir, dan kalau Roh berada didalam Anda, maka Anda bukanlah seorang yang amatir juga.)

 

F.          Sahabat, maukah Anda bergabung dalam misi: menjadi rekanan dengan Roh Kudus dalam mengabarkan kabar baik mengenai Anak Domba Allah dan kerajaanNya yang akan datang?

 

IV.        Minggu Depan: Kita mulai seri baru mengenai Rasul Yohanes. Saya sudah tidak sabar!

 

 FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/561.htm