Penatalayanan - (Matius 25) - Pelajaran 11
Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Hetty Simatupang. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian. Berdoalah agar Roh Kudus menuntun pikiran Anda ketika Anda belajar.
Pendahuluan: Urutan dari pelajaran kita terbalik, bukan? Kita menikmati pelajaran tentang hari istirahat, kemudian kita mempelajari liburan kekal, Surga. Minggu lalu kita mulai bekerja dengan ìpemuridanî, dan sekarang (menakutkan) ìpenatalayanan!î Bukankah sebaiknya kita akhiri dengan nada yang mengangkat? Atau, apakah penatalayanan suatu topik yang mengangkat? Kalau ada petinggi gereja mengunjungi gereja saya membahas penatalayanan, hampir bisa dipastikan berarti mereka perlu uang lagi atau pekerjaan dari saya. Tetapi, saya pikir minggu ini kita akan menemukan bahwa Alkitab memiliki pendekatan yang lebih positif mengenai penatalayanan. Mari kita selami ke dalam pelajaran Alkitab dan temukan hal besar apa tentang penatalayanan!
I. Menang dalam Hidup
A. Baca Matius 25:14-15. Apakah dasar dari sang majikan memberikan uang lebih banyak kepada hamba yang satu daripada yang lain? Apakah itu hanyalah pilih kasih? (Tidak. Para hamba mempunyai kemampuan alamiah yang berbeda-beda. Ia memberikan lebih banyak uang kepada hamba yang mempunyai kelebihan dalam kemampuan alamiah.)
1. Apakah itu tidak adil? Bukankah sebaiknya setiap orang memperoleh jumlah uang yang sama?
a. Atau, apakah itu tidak adil bagi hamba dengan talenta yang lebih karena sekarang ia mempunyai tantangan yang lebih besar?
B. Baca Matius 25:16-18. Apakah ada argumen yang berpihak pada apa yang dilakukan oleh hamba dengan ìsatu talentaî? Bagaimana dengan terpuruknya pasar saham? Bagaimana dengan kekhawatiran terhadap lembaga perbankan? Bukankah lubang di tanah adalah cara yang paling aman untuk mengamankan modal?
1. Apakah ada alasan untuk mempercayai bahwa hamba dengan satu talenta tidak melakukannya dengan tujuan baik? (Ya. Kalau sang majikan mau mengamankan uangnya dengan menyembunyikannya, ia dapat melakukannya sendiri – tanpa harus mengambil resiko dengan membiarkan hamba dengan satu talenta mengetahui dimana tempat persembunyiannya.)
C. Baca Matius 25:18-23. Mengapa hamba yang hanya membawa laba dua talenta memperoleh pujian yang sama dengan hamba yang membawa laba lima talenta? Apakah itu adil? (Mereka berdua melipatgandakan apa yang mereka terima. Ini menunjukkan, karena sang majikan membagikan uang berdasarkan kemampuan alamiah, sang tuan tidak memberikan hukuman karena tidak ada kemampuan alamiah. Pertanyaannya adalah bukan berapa banyak talenta yang Anda miliki ketika dilahirkan, tetapi apa yang Anda lakukan dengan talenta yang Anda miliki.)
D. Baca Matius 25:24. Ini menunjukkan jalan pikiran hamba dengan satu talenta. Mengapa ia memaki majikannya (ìmanusia yang kejamî)?
1. Bukankah betul bahwa seseorang tidak boleh mengambil untung dari hasil kerja keras orang lain? Bukankah ini disebut ìpemerasan?î
E. Baca Matius 25:25. Tunggu, apakah hamba dengan satu talenta itu merubah ceritanya? (Ya! Sekarang ia mengaku ketakutan. Pertama ia menyebutkan majikannya seorang yang kapitalis, kemudian ia mengaku ketakutan.)
F. Baca Matius 25:26-27. Bagaimanakah sang majikan menganalisa masalah? Apakah hamba dengan satu talenta ketakutan? Apakah ia mempunyai gugatan yang sah tentang kaum kapitalis? (Sang majikan menyebut dia ìjahat dan malasî.)
1. Apakah sang majikan benar mengenai hamba yang ìjahatî? Saya pikir hamba dengan satu talenta sedang melakukan bantahan moral. (Seolah-olah kapitalisme suatu hal yang buruk dimata Allah! Sebutan ìjahatî tidak diragukan lagi untuk hamba yang mempunyai kewajiban untuk melakukan kehendak tuannya. ìMalasî berlaku karena ia hampir tidak melakukan apa-apa.)
G. Baca Matius 25:28-30. Mengapa hamba dengan sepuluh talenta memperoleh uang yang sedikit yang tadinya dimiliki oleh hamba dengan satu talenta? Sekarang, hamba dengan sepuluh talenta memiliki ìbanyakî sementara hamba dengan satu talenta tidak punya apa-apa. Apakah ini adil? (Kita akan pecahkan misteri ini di bagian berikut ketika kita baca Matius 34-40.)
H. Mari kita mundur sejenak dan merenungkan cerita ini. Apa yang Yesus ajarkan? Apakah mengenai uang, talenta, dan waktu? (Ini adalah ìperumpamaan kerajaan surgaî. Semua kisah di dalam fasal ini menceritakan mengenai caranya menuju ke surga.)
1. Ketika ìpetinggi penatalayananî datang, reaksi saya adalah ia akan memperoleh lebih dan saya menjadi berkurang. Apakah cerita ini mengajarkan kepada kita mengenai penatalayanan? (Cerita ini menunjukkan dengan spesifik tentang uang, tetapi saya pikir itu melambangkan segala macam jenis talenta alamiah. Arti dari ìmenjalankanî adalah membuat uang dan talenta Anda bekerja (Matius 25:16). Yang luarbiasa adalah tidak penting berapa banyak talenta yang diberikan kepada Anda pada awalnya. Yang penting adalah apa yang Anda lakukan terhadap talenta yang Anda miliki. Kalau Anda setia, Anda akan diberi tambahan lagi. Penatalayanan adalah tentang memiliki lagi.)
II. Mengenai Orang Miskin
A. Baca Matius 25:31-40. Apakah hamba dengan satu talenta, apalagi setelah ia diusir oleh tuannya tanpa uang satu peserpun, masuk dalam kategori (ayat 40) ìsalah seorang saudara-Ku yang paling hina ini?î
1. Kita umpamakan Anda adalah (sekarang) hamba dengan sebelas talenta (sang majikan baru saja memberikan kepada Anda talenta dari hamba yang malas dan jahat), dan Anda bertemu dengan hamba yang (sekarang) tidak memiliki talenta. Apakah Yesus mengajarkan Anda harus memberikan uang kepada hamba yang tanpa talenta?
a. Bukankah itu menentang keputusan sang majikan?
b. Apakah akan ada perbedaannya kalau kisah itu tidak menyebutkan uang? Yang lapar memperoleh makanan, yang haus memperoleh air, orang asing mendapat undangan, mereka yang memerlukan pakaian memperoleh pakaian. Mengapa tidak seorangpun memperoleh uang? (Kisah sebelumnya mengenai talenta secara spesifik menyebutkan uang. Kisah ini sama sekali tidak menyebut uang. Kalau kita benar bahwa memberikan uang kepada hamba yang (sekarang) tanpa talenta setelah sang majikan mengambilnya akan menjadi masalah, maka memberikan kebutuhan dari hamba yang tanpa talenta lebih masuk akal.)
2. Apakah mungkin walaupun Yesus menyatakan mengenai uang diperumpamaan yang pertama, itu hanyalah simbolis dan sedikit saja hubungannya dengan uang? (Kalau Anda lihat di Matius 13:12, Anda akan menemukan hal yang sama ìberikan lebih kepada yang rajin, ambil dari yang malasî pernyataan yang jelas adalah dalam konteks kerohanian.)
3. Apakah mungkin ketika hamba dengan sebelas talenta memberikan bantuan kepada hamba tanpa talenta bahwa ia sedang menjalankan talentanya? (Kepada kita tidak disebutkan bagaimana talenta-talenta itu dijalankan. Kalau ini adalah aplikasi kerohanian, maka akan masuk akal kalau talenta-talenta itu dijalankan dalam urusan Kerajaan Surga.)
B. Saya sudah memberikan beberapa pertanyaan untuk membuat Anda berpikir tentang apa yang Yesus ajarkan kepada kita. Pelajaran-pelajaran apa yang kita dapat yakini dari kedua perumpamaan ini? (Bahwa Allah mau kita rajin bekerja bagi Dia. Bahwa sebagian dari tugas kita adalah menolong mereka yang membutuhkan.)
III. Bentuk dari Talenta-talenta
A. Kita menemukan bahwa Yesus menceritakan dua perumpamaan yang menyamakan talenta-talenta kita (yang mana kita harus rajin) dengan uang dan harta. Apakah talenta-talenta juga termasuk kemampuan alamiah kita? (Lihat lagi dalam Matius 25:15. ìMenurut kesanggupannyaî pastilah dimaksudkan kemampuan alamiah. Kemampuan-kemampuan alamiah adalah penentu jumlah uang yang diberikan oleh sang majikan.)
B. Baca Matius 24:45-51. Ini adalah satu lagi kisah tuan yang mengadakan perjalanan. Apakah sumber daya yang hamba itu harus pertanggung jawabkan disini? (Tanggung jawab dan waktu. Karena ìsang tuan pergi untuk jangka waktu lamaî si hamba percaya ia memiliki waktu untuk menganiaya mereka yang di bawah pengawasannya dan membuang waktunya sendiri.)
1. Apakah waktu termasuk talenta yang mana kita harus menjadi penatalayan yang baik? (Ya. Tetapi, karena Allah menciptakan kebutuhan manusia untuk tidur menunjukkan bahwa diperlukan keseimbangan antara bekerja dan istirahat.)
a. Berapa banyak persentase dari waktu Anda diluangkan untuk melakukan kepentingan diri dibandingkan dengan kepentingan orang lain?
b. Berapa banyak persentase dari waktu Anda terbuang sia-sia dan tidak menolong siapapun?
c. Bagaimanakah akhir dari hamba yang menganiaya orang lain dan buang-buang waktu? (Tidak baik. Satu lagi kasus yang berakhir dengan ìratapan dan kertakan gigiî.)
C. Sahabat, kita lihat bahwa pengikut Yesus yang rajin akan makmur dan yang malas, dan membuang-buang waktu akan meratap dan menggeretak gigi mereka. Saya menginterpretasikan ìmenggeretak gigiî sebagai penyesalan terhadap keputusan-keputusan yang dibuat dimasa lalu. Anda mempunyai keputusan-keputusan yang harus dibuat untuk masa depan, apakah Anda memutuskan untuk menjadi hamba Yesus yang setia dan rajin?
IV. Minggu depan: Komunitas.