Hidup sebagai Anak-anak Allah - (1 Yohanes 3:1-10) - Dikasihi dan Mengasihi – Surat Yohanes: Pelajaran 7
Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.
Pendahuluan: Minggu yang baru lewat ini saya berkorespondensi dengan seorang Kristen yang berpendapat bahwa Sepuluh Hukum tidak menyelamatkan. Saya setuju. Kemudian dalam argumennya ia berkata bahwa kita dapat memilih mana dari Sepuluh Hukum yang ingin dipelihara dan tetap berada dalam hubungan yang benar dengan Allah. Saya meragukan hal tersebut. Apakah ada yang dikatakan Yohanes mengenai hal ini? Menurut saya ada. Pelajaran kita tentang 1 Yohanes 3 pekan ini meninjau hubungan antara dibenarkan oleh iman dan hidup yang benar. Yohanes mengatakan bahwa dosa merupakan hal yang serius. Mari selami pelajaran kita dan lihat bagaimana seriusnya dosa itu!
- Anak-anak Allah
- Baca 1 Yohanes 3:1 Coba ingat-ingat masa kanak-kanak saudara. Apakah saudara pernah berangan-angan dilahirkan di keluarga lain?
- Jika ya, mengapa? (Keluarga saya hebat. Namun saya ingat pernah diundang ke sebuah rumah dan mendapati bahwa lotengnya penuh dengan kereta api listrik yang hebat milik anak lelaki yang tinggal di situ. Kereta-kereta apian ini diletakkan di beragam bentuk miniatur lansekap. Ditambah lagi, saya dengar mereka memiliki kapal pesiar. Saya ingat dulu sempat mereka-reka bagaimana rasanya menjadi bagian dari keluarga tersebut.)
- Menurut saudara mengapa Yohanes senang disebut anak Allah? (Jika Allah adalah Mahluk paling penting di alam semesta, dan memiliki segala sesuatu, apa ada yang lebih baik?)
- Apakah menurut saudara penjelasan saya mencerminkan pemikiran Yohanes? (Yohanes tampaknya berfokus pada kasih gantinya berfokus pada ìbenda.î
- Ngomong-ngomong, kira-kira setahun setelah saya berkunjung ke keluarga ìkereta apiî tersebut, sang ibu bunuh diri.
- Saya bersyukur tetap memiliki ibu yang mengasihi, bukan sekadar kereta api hebat. Menurut saya itulah yang Yohanes maksudkan. Allah mengasihi kita sehingga Ia menyebut kita anak-anak-Nya.)
- Apa kesan yang saudara dapatkan dalam pernyataan Yohanes tentang dunia tidak mengenal kita? Apa kaitannya dengan bagian pertama dari ayat tersebut yang mengatakan bahwa Allah mencurahkan kasihnya kepada kita?
- Apa kaitannya dengan bagian pertama dari ayat tersebut yang mengatakan bahwa Allah mencurahkan kasihnya kepada kita?
Dalam lingkaran terkecil ada anak-anak saudara. Dalam lingkaran tengah ada semua anak-anak yang saudara kenal. Dalam lingkaran luar, yang terbesar ada semua anak-anak di dunia. Anak-anak mana yang lebih saudara kasihi? (Anak saudara sendiri! Sementara lingkarannya bertambah besar, kasih saudara berkurang. Yohanes mengatakan bahwa terkait kasih, dunia menempatkan kita dalam lingkaran terbesar karena dunia tidak mengenal kita. Namun, Allah menempatkan kita dalam lingkaran terkecil.) - Mengapa Yohanes melontarkan komentar bahwa dunia tidak mengenal kita? (Kita perlu percaya pada Allah, bukan yang lain. Jika dunia memperlakukan Yesus sangat buruk, mengapa kita harus berharap memperoleh perlakuan yang baik? Hubungan Allah dengan kita layaknya hubungan antara orangtua yang penuh kasih dengan anak-anaknya. Hubungan dunia dengan kita layaknya (paling-paling) hubungan kita dengan anak-anak yang tidak kita kenal.)
- Anak-anak yang telah Besar
- Baca 1 Yohanes 3:2-3 Saya menulis kajian atas ayat yang sama ini sepuluh tahun lalu. Anak-anak saya masih belum remaja. Ketika itu saya menulis ìApa gerangan yang ada di masa depanî untuk mereka. Menurut saudara apa yang saya harapkan ketika itu?
- Apa persamaannya dengan Allah Bapa menurut Yohanes? (Sebagaimana saya mengharapkan yang terbaik bagi anak-anak saya, demikian juga Allah mengharapkan yang terbaik bagi kita sementara kita menapaki jalan terang. Putri saya kini sedang menyelesaikan perguruan tinggi dan putra saya sementara menyelesaikan pendidikan kedokterannya. Inilah hal-hal yang saya harapkan bagi mereka sepuluh tahun lalu.)
- Apakah salah pendapat saya mengenai hal ini dan mengenai Yohanes yang sedang membicarakan soal kita yang bertanya-tanya akan masa depan? (Sebagaimana halnya kita bertanya-tanya dan berharap bagi masa depan anak-anak kita, demikian juga anak-anak kita perlu peduli akan masa depan mereka.)
- Perhatikan bahwa Yohanes menulis ìsetiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri.î Dalam perbandingan dengan orangtua duniawi, sayalah yang berharap untuk anak-anak saya Mengapa anak-anak yang menyucikan diri? (Saya berharap bagi anak-anak saya, namun hidup mereka bukanlah milik saya. Mereka punya tugas yang perlu dilakukan agar sukses dalam kehidupan. Yohanes mengatakan tekunlah dalam upaya menyucikan diri dan hasilnya akan baik.)
- Saya tadi menyebutkan pendidikan bagi anak-anak saya. Apa yang menjadi tujuan kita sebagai anak-anak Allah di jalan terang? (Menjadi sama seperti Allah Bapa kita.)
- Mari kita kembali kepada teman yang menulis kepada saya mengenai Sepuluh Hukum. Jika saudara bermaksud menyucikan diri (seperti kata Yohanes bahwa setiap orang Kristen sejati harus melakukannya), dari mana saya memulaikannya?
- Apakah Sepuluh Hukum merupakan titik awal yang baik?
- Baca Matius 22:36-40 Apa yang disarankan di sini mengenai di mana kita harus memulaikannya?
- Apakah saudara merasa gamang kalau membicarakan bagaimana ìkitaî menyucikan diri kita sendiri? (Saya gamang. Tapi, saya tidak tahu bagaimana cara lain untuk menafsirkan 1 Yohanes 3:3. Tak sangsi lagi, Roh Kudus tentunya bekerja keras di sini (Kisah 15:8-9), namun saya harus menetapkan tujuan dan mengambil keputusan.)
- Standar
2. Baca 1 Yohanes 3:4 Apa yang dikatakan ayat ini mengenai saudara, dosa dan Sepuluh Hukum? (Jika saudara ingin mengetahui apa dosa itu, kata Yohanes tanyakan pada hukum. Jika saudara melanggar hukum, saudara berdosa. Inti dosa, menurut Yohanes, adalah tidak mengindahkan hukum (pelanggaran hukum).
1. Baca Galatia 4:21-26 Apakah Paulus (tulisannya dalam kitab Galatia) dan Yohanes dapat dipertemukan?
2. Baca Galatia 5:13-14 dan Galatia 5:24. Apakah ini menunjukkan bahwa Yohanes dan Paulus sama-sama satu bahasa?
3. Baca 1 Yohanes 3:5-6 Menurut Yohanes apa yang menjadi alasan bagi Yesus untuk datang ke dunia, menghidupkan kehidupan yang sempurna, mati bagi kita dan kemudian dibangkitkan? (Untuk menghapus dosa kita.)
1. Jika itu yang menjadi tujuan Yesus, apa yang seharusnya menjadi tujuan hidup kita? (Hidup tanpa berbuat dosa. Inilah salah satu dari momen di mana saya mengatakan "saya paham sekarang." Orang-orang yang berkata bahwa pengurapan Yesus berarti kita dilepaskan dari kekuatiran akan dosa sama sekali tidak paham akan hal ini. Intinya adalah Yesus datang untuk mengatasi masalah dosa. Jadi, kalau saudara ada di pihak Yesus, saudara akan sangat rindu untuk tidak terbabit dosa.)
2. Mari kembali dan baca 1 Yohanes 1:8 dan membandingkannya dengan 1 Yohanes 3:6. Orang yang sama, di bawah inspirasi Roh Kudus, menuliskan kedua ayat ini Bagaimana saudara mempertemukan ayat-ayat ini? (Kita ini orang berdosa, namun tujuan kita adalah tanpa dosa. Itulah sebabnya kita amat sangat membutuhkan Yesus dan kebenaran-Nya. Ia mengangkat dosa kita. Namun pada saat yang sama kita sadar bahwa dosa adalah hal yang mengerikan. Kita lakukan yang terbaik untuk berpaling darinya.)
4. Baca 1 Yohanes 3:7-10 Bagaimana kita membedakan orang jahat dari orang baik? (Dari perbuatan.)
1. Sekali lagi, tengok kembali 1 Yohanes 1:8. Bagaimana ini bisa benar? Orang di jalan terang membawa-bawa dosa ke mana-mana. Jika mereka membawa-bawa dosa, maka tentunya mereka orang jahat, bukan?
2. Untuk beberapa menit renungkan kembali apa yang sejauh ini telah kita pelajari tentang surat-surat Yohanes. Menurut saudara apa tema umum yang dia angkat? (Yohanes mengawali dengan keterangan bahwa dalam hidup kita ada pilihan jalan yang harus ditempuh. Apakah kita memilih jalan terang atau kita memilih jalan kegelapan. Orang-orang di jalan terang tidaklah sempurna, namun mereka memiliki dua sikap yang amat penting. Pertama, mereka tahu bahwa jika mereka berdosa ada Yesus yang berbicara untuk mereka dalam pembelaan mereka. Kedua, mereka paham bahwa pekerjaan Yesuu adalah mengakhiri dosa agar mereka memiliki kerinduan yang berkobar-kobar dalam hidup mereka untuk meninggalkan dosa.)
1. Berada di jalan manakah orang-orang yang mengatakan bahwa Sepuluh Hukum (dan hukum kasih) itu tidak relevan? (Sukar untuk memiliki kerinduan yang berkobar-kobar untuk meninggalkan dosa dan pada saat yang sama melanggar hukum.) Orang-orang di jalan terang sangat memperhatikan Sepuluh Hukum. Bukan untuk diselamatkan, tapi untuk hidup seperti anak Allah.)
5. Sobat, bagaimana dengan engkau? Maukah engkau menganggap serius dosa? Maukah engkau menerima misi Yesus dan berusaha untuk menghidupkan kehidupan yang bebas dari dosa? Maukah engkau menetapkan komitmen tersebut sekarang juga?
Pekan depan: Mengasihi Saudara Laki-laki dan Perempuan