quinta-feira, 1 de outubro de 2009

Suatu Peraturan Baru - (Bilangan 1-4) - Pelajaran 1

<--

UMAT YANG SEDANG PINDAH: KITAB BILANGAN

 

Suatu Peraturan Baru - (Bilangan 1-4) - Pelajaran 1

 

 

Copr. 2008, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Hetty Simatupang. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat dihttp://www.GoBible.Org/indonesian.

 

Pendahuluan: Bagaimanakah kemampuan matematika Anda? Tahukah Anda bahwa rumus matematika mengatur sebagian besar dunia kita? Para ilmuwan masih mencoba mencocokkan hal-hal yang mereka amati dengan perhitungan matematika yang mereka ketahui. Mereka masih harus menempuh perjalanan panjang untuk mengetahui semuanya, itupun kalau mereka mampu. Coba bayangkan, satu buku di Alkitab yang bernama ìBilanganî. Apakah Pencipta alam semesta, yang menciptakan ìdengan angka-angkaî mempunyai buku tentang keteraturan? Sepertinya demikian. Kalau Anda seperti saya, saya perlu belajar banyak mengenai matematika dan keteraturan Allah, oleh karena itu mari kita selami pelajaran kita yang baru mengenai buku Bilangan!

 

I.           Sensus

 

A.          Baca Bilangan 1:1-5. Apakah Anda kadang-kadang mempertanyakan campur tangan Allah dalam hidup Anda? Sejauh manakah campur tangan yang kita lihat disini? (Allah memberikan mereka instruksi spesifik, bahkan sampai nama-nama dari para pendamping!)

 

1.          Apakah maksud dari sensus ini? (Untuk pasukan tentara.)

 

2.          Pikirkan apa yang Anda ketahui tentang Alkitab, khususnya Perjanjian Lama. Apakah Allah memenangkan peperangan ìdengan angka-angka?î Apakah Ia seorang Allah yang bersikap ìsaya memiliki lebih banyak pasukan dari Anda?î

 

3.          Kita ketahui bahwa Allah mempunyai cara unik untuk memenangkan peperangan. Ketika Allah bekerja dengan Gideon (Hakim-Hakim 7), Allah terus menerus mengurangi jumlah pasukan tentara. Dalam peperangan di Lembah Pujian (2 Tawarikh 20) Allah membuat paduan suara memimpin orang-orang bersenjata ke medan perang. Mengapa Allah bergantung pada keteraturan pasukan tentara disini? (Poin yang penting Allah adalah Allah dan kita bukan Allah. Apapun kehendak Allah, kita harus melakukannya didalam iman. Keteraturan adalah karakteristik Allah.)

 

B.          Baca Bilangan 1:44-46. Menurut Anda bagaimana jumlah pasukan tentara disini? (Jumlahnya banyak!)

 

C.          Baca Bilangan 1:47-51. Apakah peranan suku Lewi? (Bertanggung jawab atas Kemah Suci Allah.)

 

1.          Apa yang dikatakan disini mengenai ide organisasi agama?

 

2.          Mengapa tidak diadakan sensus untuk suku Lewi? Bukankah hal yang baik untuk mengetahui berapa banyak jumlah pengurus kaabah? (Tujuan dari sensus adalah untuk membentuk pasukan. Perintah Allah adalah suku Lewi tidak menjadi bagian dari pasukan tentara.)

 

a.          Mengapa Allah membuat pembedaan ini? Mengapa tidak mempunyai imam-imam pejuang?

 

3.          Baca Bilangan 3:14-16. Disini kita lihat Allah mensensus suku Lewi. Apa yang berbeda dari sensus ini? (Mereka menghitung semua anak laki-laki yang berumur satu bulan keatas, bukan saja mereka yang berumur 20 tahun keatas yang dapat berperang.)

 

a.          Mengapa perbedaan ini? (Sekali lagi, dalam organisasi Allah suku Lewi tidak ikut menjadi bagian dari golongan yang berperang.)

 

4.          Ayah saya masuk wajib militer dan bertempur di Eropa dalam Perang Dunia II. Ketika ia di bangku kuliah, mahasiswa-mahasiswa fakultas Teologia dikecualikan dari wajib militer. Saya ingat ayah saya mengatakan bahwa wajib militer, bukan kesetiaan pada Allah, yang mungkin menjadi motif sebagian orang untuk memilih jurusan perkuliahan. Menurut Anda apakah pengecualian ini berdasarkan buku Bilangan? Kalau begitu, mengapa itu masuk akal dalam jaman modern?

 

 

II.         Kesucian Allah

 

A.          Baca Bilangan 1:51-53. Kalau ada orang awam selain orang Lewi mendekati kaabah, mereka akan mati. Kalau kemah-kemah mereka terlalu dekat dengan kaabah, ìtulahî akan tertimpa atas mereka. Mengapa demikian?

 

1.          Baca Bilangan 8:19. Bagaimanakah ini menjelaskan masalah ìtulahî dengan mendekati Allah? (Allah suci adanya. Mereka adalah orang-orang berdosa. Ketika seorang berdosa mendekati Kesucian Allah ia akan mati.)

 

2.          Misalnya saja saya. Saya selalu mengenakan setelan jas dan dasi ke gereja. Ini saya lakukan sejak saya remaja hingga usia 40-an. Bahkan mungkin lebih lama lagi. Sekarang saya tidak melakukannya. Saya selalu mengenakan jas, tetapi saya mengenakan pakaian ke gereja yang mana tidak diperbolehkan untuk dipakai di ruangan pengadilan. Apakah saya mengabaikan perbedaan antara orang-orang berdosa dan Allah yang Suci?

 

3.          Di gereja saya, anak-anak sering berlari-lari di depan mimbar pada jam khotbah. Orang-orang dewasa, yang dapat berjalan keluar gereja dari pintu belakang, sering berjalan melewati depan mimbar untuk keluar ruangan gereja. Apakah ini tidak konsisten dengan apa yang kita baca di buku Bilangan?

 

4.          Baca Kolose 1:19-20. Apakah sekarang aman untuk menghampiri Allah yang Suci? (Ya. Saya masih khawatir akan kurangnya rasa ìhormatî didalam gereja dan saya terbuka untuk bertukar pikiran mengenai apakah memakai setelan jas dan dasi menjadi keharusan atau itu lebih mendatangkan keburukan gantinya kebaikan. Tetapi, garis yang memisahkan orang awam bangsa Israel dari Allah sudah dihapus Yesus. Puji Dia!)

 

a.          Apakah kita perlu mengkhawatirkan mengenai sepenuhnya mengabaikan pemisahan antara yang suci dan yang awam?

 

 

II.         Perintah Allah

 

A.          Baca Bilangan 2:1-7. Pasal ini mendaftar setiap suku, pemimpinnya, dan tempat berkemah. Ditengah-tengah adalah suku Lewi dan kaabah (Kemah Pertemuan). Bagaimana kalau ada yang mengatakan ìApakah ada perbedaannya dimana kelompok saya berkemah?î Apa yang akan Anda katakan?

 

1.          Apakah bedanya, kalau dua suku saling bertukar tempat? Bagaimana kalau suku Ruben memutuskan bahwa mereka tidak mau berada di sebelah selatan, dan lebih suka di sebelah barat. Suku Manasye lebih suka di sebelah selatan daripada di barat. Apakah Allah perduli kalau Ruben dan Manasye bertukar tempat?

 

2.          Bagaimana dengan sekarang? Kalau Allah katakan untuk berbakti kepadaNya pada hari Sabtu (Keluaran 20:10) apakah kita bebas menggantinya dengan hari lain?

 

3.          Kalau jawabnya adalah ìkita berada dibawah perjanjian baruî, apakah ini berarti kehendak Allah tidak lagi berarti? Allah adalah seseorang di loteng rumah yang dapat kita abaikan?

 

B.          Menurut Anda apakah perintah Allah sepenuhnya tergantung situasi? Mengapa Ia memilih suku Lewi untuk peranan yang begitu penting?

 

1.          Baca Keluaran 32:19-20. Apakah latar belakang kisah disini? (Ketika Musa berada di gunung menerima Sepuluh Hukum dari Allah, bangsa Israel membuat anak lembu emas dan menyembahnya!)

 

2.          Baca Keluaran 32:25-26. Katakah pada saya apakah memilih suku Lewi sebagai petugas-petugas khusus adalah bergantung pada situasi? (Mereka adalah suku yang setia ketika terjadi pemberontakan anak lembu emas.)

 

C.          Baca Bilangan 3:11-13. Tempat siapakah yang diambil suku Lewi? (Anak-anak lelaki sulung.)

 

1.          Apakah pemilihan anak lelaki sulung sebagai istimewa kepada Allah sepenuhnya bergantung situasi, sementara pemilihan suku Lewi adalah keputusan yang berdasarkan hasil perbuatan? (Kelihatannya demikian.)

 

D.          Baca Bilangan 3:2-6. Kita mempelajari bahwa orang-orang Lewi dipilih karena mereka setia pada Allah ketika yang lain mengecewakan Dia. Apa yang Anda temukan mengenai pemilihan Harun dan keluarganya sebagai Imam-imam Besar?   

 

1.          Mundur kembali ke kisah anak lembu emas dan melihat peranan Harun. Baca Keluaran 32:21-24. Dari kisah ini, apakah Anda akan memilih Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam besar Anda?

 

2.          Mengapa Nadab dan Abihu mati karena mempersembahkan ìapi yang asingî dan Harun hidup ketika ia memimpin (atau paling tidak membantu) bangsa Israel dalam penyembahan anak lembu emas? (Sepintas kelihatannya tidak masuk diakal.)

 

3.          Pelajaran apakah yang kita temukan disini? (Kadang-kadang dalam keputusan-keputusan yang dibuat Allah kita berkata, ìSaya dapatkan. Saya mengerti.î Kadang-kadang keputusan nampaknya bergantung situasi (dan mungkin saja). Sebagai manusia biasa, saya tidak tahu. Bagi saya pelajarannya adalah saya harus menurut Allah. Apakah alasannya jelas atau tidak, Allah menuntut penurutan dan itu kewajiban saya padaNya.)

 

E.          Sahabat, kita sudah melihat bahwa Allah bukan saja menaruh perhatian akan keteraturan, Ia memperhatikan hal-hal terkecil dalam kehidupan kita denganNya. Kalau Anda pikir Allah tidak perduli dengan Anda, atau tidak perduli kalau Anda menurut Dia, buku Bilangan mengatakan sebaliknya. Maukan Anda bertekad hari ini untuk menurut Allah, walaupun Anda tidak mengerti semua maksud Allah?

 

 

III.        Minggu depan: Mempersiapkan Suatu Umat

 

FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/575.htm