sábado, 26 de julho de 2008

Segala-galanya Bagi Semua Orang: Paulus Berkhotbah Kepada Dunia

<--

Segala-galanya Bagi Semua Orang: Paulus Berkhotbah Kepada Dunia

(1 Korintus 9 & 10)

Agen-agen Pengharapan: Pelajaran 2

 

Copr. 2008, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs. Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.

Pendahuluan: "Mengapa kita menggunakan cara-cara dunia? Yang kita perlukan adalah Roh Kudus!" Sejumlah pemimpin gereja memandang pekerjaan penginjilan seperti upaya yang dilakukan dalam dunia usaha. Strategi yang sukses diterapkan di dunia usaha patut dijalankan di gereja. Yang lain berpendapat bahwa kita tidak memerlukan strategi modern. Kita hanya perlu bergantung pada Roh Kudus untuk menarik jiwa. E.M. Bounds mengatakan: "Manusia mencari metode yang lebih baik, Allah mencari manusia yang lebih baik. Manusia merupakan metode Allah." Apakah pandangan ini masuk akal? Bukankah manusia yang lebih baik ini akan mencari metode yang lebih baik. Bagaimana jika Roh Kudus menyuruh kita menggunakan strategi modern? Apakah sudara bersedia mengubah acara ibadah di gereja sebagai suatu strategi untuk menarik anggota baru? Bagaimana jika saudara berpendapat bahwa dari perubahan-perubahan tersebut ada yang tidak benar secara teologis. Apakah saudara akan tetap menjalankan perubahan tersebut? Bagaimana dengan anggota-anggota yang berpendapat bahwa perubahan tersebut merupakan dosa? Mari selami pelajaran kita dan temukan apa kata Roh Kudus melalui misionaris Paulus tentang mempertobatkan dumia!
  1. Segala-galanya bagi Semua Orang
    1. Baca 1 Korintus 9:19. Pekerjaan apa yang Paulus maksudkan saat ia mengatakan "memenangkan sebanyak mungkin orang?" (Ia sedang membicarakan bagaimana supaya orang berdosa bertobat. Ia sedang membicarakan penginjilan.)
      1. Apa yang saudara pahami dari kata-kata Paulus bahwa ia menjadikan dirinya hamba? Ia kehilangan kebebasan? (Ia meninggalkah hal-hal yang ia gemari. Ia mendahulukan keinginan orang lain.)
    2. Baca 1 Korintus 9:20-22. Apakah Paulus bersikap munafik manakala ia mengatakan kepada sebagian orang bahwa ia menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum dan kepada yang lainnya ia mengatakan tidak hidup di bawah hukum?
      1. Apakah penurutan hukum itu perkara moral? Apakah keselamatan hanya oleh iman merupakan perkara moral?
        1. Apakah ini yang dibicarakan Paulus saat ia mengatakan "di bawah hukum?" (Tentu ia sedang membicarakan tentang penurutan dan keselamatan.)
        2. Galatians 2:11-14.) Kalau ini bukan perkara moral, setidaknya ini suatu perkara di mana kita dapat katakan bahwa satu kelompok secara teologis benar dan kelompok lain secara teologis tidak benar? (Ya. Untuk menambah seru pembahasan ini baca Galatia 2:11-14.)
        3. Jika saudara sepakat bahwa ada jawaban benar dan jawaban salah soal hidup di bawah hukum, apakah menurut Paulus membuat orang bertobat lebih penting daripada menjadi benar secara teologis? (Ia mengatakan adalah benar secara teologis untuk "menyesuaikan diri." Namun, perhatikan 1 Korintus 9:21 di mana ia mengatakan ia hidup di bawah hukum Allah/Kristus. Ia terikat dengan prinsip moral.)

 

  1. Keputusan-keputusan yang diambil di Dunia Nyata
    1. Coba kita bahas aplikasinya di gereja saudara. Saat datang ke pengadilan, saya selalu mengenakan jas dan dasi. Saya yakin saya harus menunjukkan rasa hormat yang sama kepada Allah dengan mengenakan jas dan dasi saat ke gereja. Satu hari seseorang mengatakan bahwa kebanyakan orang tidak mengenakan jas dan dasi dan, mungkin saja, saya membuat orang baru tidak berani datang ke gereja jika mereka tidak punya jas dan dasi. Anggaplah saya benar bahwa saya harus mengenakan dasi di hadapan Allah kalau saya mengenakannya di hadapan hakim yang manusia. Apa yang akan dikenakan Paulus jika ia beranggapan bahwa dasi akan membuat orang baru kecil hati dan enggan datang ke gereja?
      1. Belum lama ini saya mendengarkan khotbah dari pendeta di gereja Mars Hill. Khotbahnya sangat bagus. Pendetanya mengenakan jeans sobek dan kaos oblong. Saya tidak pernah membayangkan mengenakan pakaian seperti itu ke gereja – apalagi jika saya yang berkhotbah. Apa yang sedang dilakukan oleh pendeta di Mars Hill, dan apakah ia melakukan hal yang benar?
    2. Saya menyukai lagu-lagu pujian kontemporer. Levi Tavares, penerjemah hebat pelajaran ini bagi pembaca berbahasa Portugis, menggemari hymne lama, bukan lagu pujian kontemporer. Jika gereja saja berlokasi di lingkungan yang dihuni oleh orang-orang seperti Levi, haruskah saya menghentikan kegemaran saya menyanyikan lagu-lagu pujian kontemporer agar saya bisa menghadirkan orang-orang seperti Levi ini ke gereja?
      1. Bagaimana andai Levi mendapati bahwa komunitasnya dihuni oleh orang-orang seperti saya yang gemar lagu pujian kontemporer? Haruskah ia membuang buku hymne-nya dan mulai menyanyikan lagu pujian kontemporer agar orang-orang ini mau datang ke gereja?
    3. Bagaimana andai kebanyakan orang-orang di lingkungan tersebut bergereja pada hari Minggu, dan saudara percaya bahwa Sabat hari yang ketujuh adalah hari beribadah yang sejati: haruskah saudara menambahkan acara tambahan pada hari Minggu, sampai saudara bisa mengajar mereka tentang Sabat?
      1. Jika saudara mengatakan, "Tidak, jangan bertindak bodoh," menurut saudara apa yang Paulus maksudkan saat ia mengatakan "aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum taurat?" (1 Korintus 9:21)
    4. Bagaimana jika setengah anggota-anggota saudara yang ada sekarang meninggalkan gereja karena pendetanya mulai mengenakan jeans sobek, musiknya berubah dan saudara mulai mengadakan acara ibadah di hari yang salah? Apakah tujuan Paulus untuk "menyelamatkan orang" itu tidak termasuk anggota-anggota yang ada sekarang?
  2. Prinsip yang Disepakati Bersama
    1. Saya yakin pembicarakan kita ini ibarat membongkar sarang lebah. Jika prinsipnya adalah "melakukan apa saja" untuk membawa masuk anggota baru, maka kita harus melakukannya. Namun, bukan itu yang Paulus ajarkan. Kita perlu memahami ajarannya agar kita dapat mengambil keputusan yang sesuai prinsip saat mengabarkan injil. Coba tengok penerapan pada zaman Paulus untuk coba memahami prinsip-prinsip dasarnya.
    2. Baca 1 Korintus 10:25-26. Masalah hati nurani apa yang terkait di sini? (Jika saudara baca 1 Korintus 10 saudara akan dapati bahwa Paulus sedang menuliskan tentang penyembahan berhala. Ia mengatakan jangan menyembah berhala dan jangan melakukan persembahan kepada berhala. Namun, jir\ka saudara tidak mempersembahkan daging kepada berhala dan saudara membeli daging yang tidak diketahui asal-usulnya, tak perlulah saudara menguatirkan kalau seseorang sudah mempersembahkannya kepada berhala.)
    3. Baca 1 Korintus 10:27-29. Peraturan baru apa yang Paulus berikan kepada kita dalam hal menyantap makanan? (Sekalipun tidak salah menyantap daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, jika ada orang yang bermasalah dengan hal tersebut, janganlah saudara makan "daging berhala" di hadapan mereka.)
    4. Apakah gereja berpendapat bahwa saudara boleh makan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala? (Tidak. Baca Kisah 15:23-29.)
      1. Atas wewenang siapa keputusan ini diambil? (Para pemimpin jemaat mula-mula, di bawah tuntunan Roh Kudus.)
      2. Apakah ini berarti Paulus melanggar hukum moral saat ia makan daging yang mungkin telah dipersembahkan kepada berhala? (Menurut hemat saya Paulus tidak beranggapan demikian, namun jelas bahwa orang lain dapat bersikeras bahwa Paulus melanggar hukum moral.)
    5. Baca 1 Korintus 9:22. Apakah aturan utama Paulus? (Memenangkan orang lain bagi Kristus.)
      1. Apakah termasuk di dalamnya tidak melukai hati orang yang lemah yang ada di gereja? (Baca 1 Korintus 10:31-33. Ya, kita tidak ingin "menjadi batu sandungan" bagi orang-orang yang sudah ada di gereja.)
    6. Apa yang telah kita pelajari sejauh ini tentang usaha kita dalam pengabaran injil? Coba kita tinjau ulang dan aplikasikan semua prinsip ini pada situasi modern yang telah kita bahas: 1) Pakaian gereja; 2) Musik gereja; dan 3) Hari berbakti yang berbeda dari biasanya? (Ini jelas merupakan area perselisihan teologis di mana kita harus "membatasi kebebasan" kita untuk mengajak orang lain bertobat. Hal ini, pada gilirannya, dibatasi oleh anggota yang "lemah" yang beranggapan bahwa ada masalah moral terkait di sini, sekalipun tidak demikian.)
    7. Apakah ini berarti kita dibuat menjadi lumpuh? Kita ingin melakukan hal-hal baru untuk membawa orang-orang baru, namun anggota yang lemah menghalangi kita untuk melakukan hal tersebut? (Baca Roma 15:20. Ingat bahwa Paulus mengadakan perjalanan dari satu kelompok ke kelompok baru lainnya. Saudara mungkin perlu memulaikan acara baru di gereja atau menanam jemaat baru untuk melakukan sesuatu yang berbeda untuk menarik anggota-anggota baru.)
    8. Sobat, saya tidak mengganggap bahwa Paulus menyuruh kita melanggar prinsip moral dalam usaha kita memenangkan orang lain bagi Kristus (1 Korintus 9:21). Bagaimanapun, ia memang menyuruh agar kita perlu membatasi kebebasan kita terhadap hal-hal yang menjadi perdebatan hangat. Masalahnya adalah bagaimana berurusan dengan anggota-anggota yang "lemah" yang beranggapan bahwa masalah moral sedang dipertaruhkan kendati tidak demikian. Jika gerejamu mengalami stagnansi, maukah engkau berdoa agar Allah menunjukkan apa perlu engkau ubah agar orang-orang baru mau datang? Maukah engkau juga mendoakan agar Allah memberikan anggota-anggota jemaatmu kesanggupan untuk membedakan pilihan pribadi dan perkara moral yang sebenarnya?
  3. Pekan depan: Yohanes Pembaptis: Mempersiapkan Jalan bagi Yesus.

 

FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/511.htm



Notícias direto do New York Times, gols do Lance, videocassetadas e muitos outros vídeos no MSN Videos! Confira já!