terça-feira, 28 de julho de 2009

Berjalan dalam Terang: Berpaling dari Dosa - (1 Yohanes 1) - Dikasihi dan Mengasihi – Surat Yohanes: Pelajaran 3

<--

Berjalan dalam Terang: Berpaling dari Dosa - (1 Yohanes 1) - Dikasihi dan Mengasihi – Surat Yohanes: Pelajaran 3

Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs.  Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat dihttp://www.GoBible.Org/indonesian.

Pendahuluan: ìApa salahnya?î Pernahkah pertanyaan tersebut saudara tanyakan kepada diri sendiri saat saudara hendak melakukan sesuatu yang mungkin akan dipertanyakan? Pernahkah anak-anak saudara mengajukankan pertanyaan tersebut manakala mereka hendak melakukan sesuatu yang dilarang? Alkitab mengajarkan bahwa ada keputusan yang tidak ada sangkut-pautnya dengan dosa. Orang-orang Kristen mungkin tidak sepakat mengenai apakah suatu perbuatan itu dosa, dan kedua pihak bisa benar. (Lihat Roma 14.) Pada waktu yang bersamaan, Yohanes mengajarkan mengenai pentingnya semua keputusan kita. Ia membandingkan hidup dengan berjalan. Apakah semua keputusan dalam hidup ini membawa kita lebih dekat kepada kebenaran atau lebih dekat kepada dosa? Mari mulaikan pelajaran kita dan temukan jawabnya! Kita akan melihat apakah ìApa salahnya?î itu pertanyaan yang benar atau tidak.

  1. Terang = Allah
    1. Baca 1 Yohanes 1:5. Pekan lalu kita membahas mengapa Yesus digambarkan sebagai ìFirman Hidup.î Kini dalam 1 Yohanes 1:5 kita mendapatkan istilah baru untuk Yesus, ìTerang.î Menurut saudara mengapa Allah digambarkan sebagai ìTerang?î Mengapakah istilah ini relevan atau merupakan penggambaran yang tepat mengenai Allah?î
      1. Apa yang terlintas saat saudara memikirkan tentang terang? (Kuasa. Kesanggupan untuk melihat. Pencahayaan.)
      2. Yesus berkata, ìAkulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.î Yohanes 8:12. Apa yang dikemukakan di sini mengenai sifat dari ìterangî Allah? (Bahwa terang itu menolong kita membedakan yang benar dari yang jahat.)
    2. Pekan lalu kita membahas bahwa salah satu alasan mengapa ìFirmanî merupakan penggambaran yang tepat bagi Yesus adalah karena Ia menciptakan alam semesta dengan hanya berucap, oleh sepatah ìkata.î Coba ingat-ingat lagi saat penciptaan, apa yang pertama kali diciptakan? (Allah berfirman lalu ìterangî pun jadi. Kej. 1:3)
      1. Apakah saudara melihat keterkaitan antara aksi penciptaan Yesus yang pertama dan sebutan yang dikenakan kepada-Nya? (Terang menggambarkan Allah. Ia menciptakan kita dalam gambaran-Nya. Karenanya wajar jika saat Ia mulai mencipta dengan ìucapanî Ia memulaikannya dengan terang.)
    1. Tengok kembali 1 Yohanes 1:5. Yohanes mengatakan bahwa sama sekali tidak ada kegelapan di dalam Allah. Mengapa hal ini penting? Mengapa catatan ini ditambahkan? (Tiga alasan: Pertama, ilah-ilah yang ada ketika itu memiliki ìsisi gelap.î Saudara perlu berhati-hati saat berurusan dengan mereka karena saudara dapat memicu reaksi yang tidak berisikan kemarahan dan ketidak-adilan. Kedua, kita perlu mengetahui hakekat persekutuan kita dengan Yesus. Kini kita bergaul dengan ìseseorangî yang sepenuhnya terang -- sepenuhnya baik. Ketiga, kejahatan tidak berasal dari Allah.)
  1. Pilihan
    1. Baca 1 Yohanes 1:6-7. Bayangkan diri saudara sementara berjalan di hutan dan tiba pada satu persimpangan. Saudara harus memilih jalan mana yang akan diikuti. Dalam kedua ayat ini Yohannes menggambarkan persimpangan jalan hidup. Apakah kedua pilihan tersebut menurut Yohanes? (Kita dapat memilih terang atau kita dapat memilih gelap.)
      1. Apa lagi penggambaran Yohanes? (Akhir dari ayat menyebutkan ìkebenaran.î Jadi, ada opsi ìbenar/salah.î
      2. Istilah lain apakah yang akan saudara gunakan untuk menggambarkan kedua opsi ini? (Bagaimana dengan ìbaik/jahat,î ìbetul/keliru,î ìadil/tak adil,î ìbenar/berdosa?î)
    1. Tengok kembali 1 Yohanes 1:5. Menurut Yohanes, siapakah penggagas mengenai adanya dua pilihan dalam jalan hidup? (Yohanes mencantumkan catatan kecil dalam ayat 5 mengenai sumber dari pekabarannya. Ia mengatakan, ìInilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu.î Siapakah ìDiaî ini? Firman Hidup – Yesus!)
    2. Jika Allah merngatakan ada dua pilihan dalam hidup, dan Allah secara khusus berada di ìjalan terang,î bukankah logikanya adalah bahwa setiap keputusan itu jelas-jelas merupakan pilihan benar atau salah?
  1. Menguji ìJalanî.
    1. Mari kita lihat. Yohanes mengawali bukunya (1 Yohanes 1:1-4) dengan mengatakan bahwa ia ingin kita memiliki persekutuan dengan Allah. Selanjutnya, ia mengatakan bahwa hidup itu seperti jalan setapak di hutan: saudara bisa pilih ke kiri atau ke kanan. Hanya satu jalan yang menuntun kita pada persekutuan dengan Allah. Baca ulang 1 Yohanes 1:6. Bagaimana kita bisa tahu apakah kita sedang berada di jalan yang benar? (Yohanes menyarankan ìuji-diri.î)
      1. ìUjianî apakah? (Berjalan di dalam kegelapan. Jika saudara hidup dalam kegelapan, saudara tidak berada di jalan yang benar dan saudara tidak akan memiliki persekutuan dengan Allah.)
        1. Tunggu. Menanyakan apakah saya berjalan di dalam ìkegelapanî tidaklah begitu membantu. Apa yang dikatakan Yohanes untuk menolong agar kita paham apa artinya berjalan di dalam kegelapan? (Yohanes menjelaskan bahwa sebagian orang berdusta dengan mengaku berjalan di dalam terang. Saudara mengujinya dengan melihat apakah mereka hidup di dalam kebenaran.)
    1. Baca 1 Yohanes 1:8 & 10. Apa lagikah ujian untuk mengetahui jika kita berada di jalan yang benar? (Jika kita mengaku tidak berdosa maka kita berada di jalan yang salah.
      1. Apakah ini ujian terkait tindakan kita, seperti dalam 1 Yohanes 1:6? (Tidak. Ini ujian terkait sikap kita, pemikiran kita. Sebagai ganti istilah ìmengaku,î bagaimana kalau kita menggunakan istilah ìmenganggapî untuk menjadikannya lebih bersifat pribadi.)
        1. Apakah saudara menganggap diri saudara tidak berdosa?
        2. Jika saudara tidak lulus dalam ujian ini, apakah akibatnya? (Kita tidak mengatakan yang sebenarnya. Ini menyebabkan kita berada di jalan yang salah – jalan kegelapan.)
        3. Apakah saudara menganggap orang-orang ini tahu kalau mereka berada di jalan kegelapan? Jika seseorang mengaku tidak berdosa, saudara akan beranggapan bahwa ia orang ìbaik.î (Perhatikan lagi kata-kata dari 1 Yohanes 1:8. Kita ìmenipu diri kita sendiri.î Orang-orang ini sepertinya menipu diri soal kebenaran mereka.)
      1. Dalam situasi apakah orang beranggapan atau mengatakan mereka tidak berdosa? (Saat merasa sempurna. Saya pernah mendengar seorang wanita yang mengaku sebagai nabi modern dan juga mengaku bahwa enam bulan terakhir ini ia hidup tanpa berbuat dosa. Orang-orang yang mengaku bisa mencapai kesempurnaan dalam tindakan perlu mencermati ayat ini.)
      2. Apakah ada situasi dimana seseorang bisa menganggap dirinya tidak berdosa? (Yang sangat bertolak belakang dari perfeksionisme adalah klaim bahwa dosa bukan lagi dosa bagi orang benar. Gagasannya adalah bahwa kita bisa berbuat sekehendak hati, karena dosa tidak lagi relevan bagi orang Kristen. Dosa tidak jadi soal lagi karena telah berubah menjadi kebenaran. Yohanes mengatakan dosa itu dosa dan kita perlu mengakui hal tersebut.) 
    1. Tengok ulang 1 Yohanes 1:10. Apakah Allah membicarakan kita? Apa yang Yohanes maksudkan saat ia mengatakan klaim bahwa pembawaan lahir manusia itu baik adanya ìmembuat Dia menjadi pendusta?î (Allah dengan jelas menyatakan sifat alami hati kita. Dalam Kejadian 8:21 Ia mengatakan bahwa ìyang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya.î Dalam Yeremia 17:9 Ia mengatakan ìBetapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?î)
    2. Baca ulang 1 Yohanes 1:8. Ada masalah di sini, bukan? Bagaimana bisa orang-orang yang berada di jalan yang benar, jalan ìterang,î adalah orang berdosa, keinginan hatinya jahat dan adalah jahat sejak kecil?
      1. Jika dalam Allah sama sekali tidak ada kegelapan, dan kita sementara berada di jalan Allah, bagaimana bisa ada dosa dalam diri kita?
      2. Ingat pertanyaan saya di awal-awal mengenai apakah semua keputusan dalam hidup ini merupakan soal ìbenar/salah?î Bagaimana bisa kita berada di jalan yang benar dan tetap memilih dosa? Bukankah inilah ìujianî mengenai apakah kita berada di jalan yang benar, yakni hidup dalam kebenaran (1 Yohanes 1:6)?
  1. Hakekat Perjalanan
    1. Untuk menjawab masalah terakhir ini, coba kita renungkan baik-baik kata ìberjalan.î Yohanes memperlawankan berjalan di dalam terang dan berjalan di dalam kegelapan. Menurut saudara apa yang dimaksud dengan ìberjalanî di dalam terang atau kegelapan? (Berjalan artinya bergerak. Vines [Vines Expository Dictionary] mengajarkan bahwa sekalipun arti kata ini adalah berjalan secara fisik di banyak tempat dalam Perjanjian Baru, kata ini tidak pernah dimaksudkan sebagai berjalan secara fisik dalam surat-surat Yohannes. Vincent menambahkan bahwa Yohanes sementara membicarakan ìrangkaian kebiasaan hidup.î Dari sini saya paham bahwa yang Yohanes katakan adalah ìkebiasaanî kita adalah melakukan kejahatan atau melakukan kebaikan.)
      1. Apakah keterangan ini menjawab masalah logika soal bagaimana bisa kita berada di jalan terang namun masih ada dosa dalam hidup kita? (Ya. Dosa adalah menyimpang dari jalan. Namun tujuan kita adalah mengarahkan perjalanan kita, kebiasaan hidup kita, untuk hidup dalam kebenaran.)
      2. Apa yang terkandung di sini mengenai dosa dan setiap keputusan yang kita ambil? (Sebuah keputusan mungkin tidak menyangkut dosa, tapi mungkin bisa menuntun kita menuju atau menjauhi dosa. Inilah yang dimaksud dengan ìberjalan.î)
    1. Sekarang ini yang jadi masalah besar adalah menyebutkan kegelapan sebagai terang. Seberapa seriuskan masalah ini menurut ajaran Yohanes? (Kita tidak bisa mengetahui apakah kita sedang berada di jalan yang salah, kita tidak bisa melakukan perbaikan kecuali kita mengakui bahwa dosa itu dosa. Jika kita menyebut dosa sebagai kebenaran, kita akan tetap berada di jalan yang salah sampai kita binasa karenanya.)
  1. Dilayakkan
    1. Baca 1 Yohanes 1:9. Bagaimana bisa orang berdosa tetap berjalan di jalan terang? Jika Allah itu tidak memiliki unsur gelap, bagaimana kita manusia yang berdosa semata-mata dilayakkan untuk berjalan di jalan terang? (Allah akan mengampuni dosa-dosa yang kita akui. Yesus akan melayakkan kita bagi jalan terang!)
    2. Apakah orang-orang yang berjalan dalam terang sadar betul akan keberdosaan mereka? (Ya. Ini menjelaskan bahasan Yohanes mengenai orang-orang yang mengaku (dengan salah) bahwa mereka tidak berdosa. Puji Tuhan karena ada solusinya! Kita berada dalam jalan persekutuan sekalipun kita berdosa. Fakta bahwa saudara berdosa dalam hidup saudara tidak membuat saudara tidak layak untuk berada di jalan yang ìbetul.î Tapi ingat bahwa jika saudara sementara berjalan di kegelapan saudara tidak berada di jalan yang benar. Yang jadi soal adalah arah hidup saudara.)
    3. Bagaimana dengan engkau, sobat? Apakah engkau siap mengaku dosa-dosamu? Ataukah engkau mengaku tidak berdosa? Apakah engkau berada di jalan menuju persekutuan dengan Allah ataukah di jalan menuju kegelapan kekal?
  1. Pekan depan: Berjalan di dalam Terang: Menuruti Perintah-perintah-Nya.

 

FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/564.htm