sexta-feira, 28 de agosto de 2009

Percaya kepada Anak Allah - (1 Yohanes 4 & 5) - Dikasihi dan Mengasihi – Surat Yohanes: Pelajaran 9

<--

Percaya kepada Anak Allah - (1 Yohanes 4 & 5) - Dikasihi dan Mengasihi – Surat Yohanes: Pelajaran 9

Copr. 2009, Bruce N. Cameron, diterjemahkan oleh Debbie Jacobs.  Semua referensi Alkitab dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru ©1974 Lembaga Alkitab Indonesia, kecuali disebutkan lain. Saran jawaban terdapat di dalam tanda kurung. Pengajar diasumsikan menggunakan papan tulis atau alat peraga lainnya dalam membawakan pelajaran. Pelajaran ini dapat dilihat di http://www.GoBible.Org/indonesian.

Pendahuluan: Saat memberi nilai atas ujian di sekolah hukum, saya berusaha memberi sebanyak mungkin nilai kepada para mahasiswa berdasarkan jawaban mereka. Karena kebanyakan dari soal-soal yang saya berikan menuntut jawaban "essay," saya mencari jawaban yang mencerminkan pengertian yang benar mengenai masalah hukum. Bagaimanapun juga, pada dasarnya ada satu jawaban benar. Apakah demikian juga halnya dengan perkara rohaniah? Apakah hanya ada satu jawaban benar? Pelajaran kita pekan ini menyelidiki tentang "jawaban yang paling benar." Yohanes menulis bahwa hanya ada satu jawaban benar, dan jika kita menjawab dengan benar, upahnya adalah hidup kekal. Jika kita salah, hasilnya adalah kematian kekal. Tampaknya serius! Mari selami pelajaran Alkitab kita dan cari tahu lebih banyak mengenai jawaban yang benar!

Soal Ujian

Baca 1 Yohanes 4:1-3 Ada berapa roh yang berbicara kepada saudara? (Setidaknya ada dua: Roh Allah dan roh(-roh) yang menentang Allah.)

Menurut saudara apa yang Yohanes maksudkan saat ia menulis tentang roh-roh? Apakah roh-roh ini berbisik di telinga kita? (Menurut saya ia menggunakan istilah tersebut secara umum untuk merujuk kepada alur pikiran, logika, "kata hati" kita, nabi-nabi, guru-guru – siapa saja atau apa saja yang coba membujuk kita.)

Bagaimana caranya kita membedakan roh kebenaran dari roh sesat? (Yohanes memberi kita ujian yang sangat sederhana: Kebenaran mengatakan bahwa Yesus berasal dari Allah dan Ia datang ke bumi dalam wujud manusia.)

Saya pernah mengemukakan bahwa barangsiapa yang percaya akan Perjanjian Lama, dan memahami sistem upacara korban, secara logis akan menerima Yesus dan Kekristenan sebagai perpanjangann dari sistem upacara korban. Yohanes menegaskan logika ini dengan mengatakan bahwa jika kita percaya pada Alkitab, kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang menjelma.

Baca 1 Yohanes 4:4-6 Apakah dunia mengerti logika ini? (Tidak.)

Umumnya orang akan beranggapan bahwa orang Kristen bodoh dan tidak terdidik. Benarkah? (Orang Kristen mungkin bodoh dan tidak terdidik, sebagaimana juga orang yang bukan Kristen.) Namun, yang membedakan orang Kristen dari penyembah berhala adalah bahwa orang Kristen memusatkan pandangan pada Yesus.)

Apa yang diajarkan oleh hal ini mengenai pengabaran injil? Haruskah kita menyerah karena para penyembah berhala yang tidak mau mendengar? (Inilah saat di mana kita harus bersandar pada Roh Kudus yang menjamah hati.) Kita dapat mengajukan logika, namun tanpa Roh Kudus logika tidak akan banyak manfaatnya.)

Jika Lulus Ujian

Baca 1 Yohanes 5:1-4 Apakah kita wajib menurut perintah-perintah Allah? (Ya.)

Mengapa? Supaya selamat? (Kasih kita terhadap Allah menjadi pangkal penurutan kita akan perintah-perintah-Nya.)

Pekan lalu kita pelajari bahwa kita harus memberikan barang milik kita kepada orang Kristen yang membutuhkan. Kita telah membahas betapa sulitnya hal tersebut (paling tidak buat saya) untuk mencapai kesempurnaan ini.) Yohanes kini mengatakan bahwa mencapai kondisi ideal ini "tidak berat." Apakah ia sedang bergurau?

Saat saya mengajar di kelas pekan lalu, ada satu kelompok yang menentang pemberian uang kepada orang-orang yang meminta uang di jalanan. Kelompok lain setuju untuk memberi uang dan urusannya sampai di situ (Kita memberikan uang dan Allah akan mengurus yang selebihnya.) Kelompok yang lain mengatakan kita perlu cari tahu apa yang ingin mereka beli, dan kita membelikan (jika kita setuju.) Kesimpulan akhir yang kami dapat adalah kita perlu mengenal orang yang membutuhkan tersebut untuk mengetahui bagaimana cara terbaik untuk menolong mereka. Jika saya meminta saudara untuk berteman dengan seorang tunawisma, apakah hal tersebut memberatkan?

Kira-kira enam bulan lalu ada seorang saudara datang ke gereja. Ia telah kehilangan pekerjaan, diusir dari rumah oleh istrinya dan membutuhkan tempat tinggal. Di rumah saya ada tiga kamar kosong. Hati saya tersentuh dan saya pikir saya harus menolong saudara ini. Istri saya mengatakan bahwa ini berarti bahwa untuk sebagian besar waktu istri saya akan sendiri saja di dalam rumah dengan orang yang saya tidak kenal ini. (Tak seorang pun di gereja yang benar-benar mengenalnya.) Saya tidak mengajaknya untuk tinggal bersama kami dan tak lama kemudian ia meninggalkan gereja. Apa yang harus saya lakukan?

Baca 1 Yohanes 5:5 Apa kunci untuk menaklukkan dunia? (Percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah.)

Jawaban ini tampaknya mengambang bagi saya. Kita baru saja membahas bagaimana kita perlu menuruti perintah-perintah Allah. Kini Yohanes kembali membicarakan tentang kepercayaan. Mengapa demikian? (Satu-satunya kesimpulan logisnya adalah karena kedua hal tersebut saling terkait. Percaya Yesus sebagai Anak Allah merupakan "jawaban benar" yang penting bagi hidup kekal. Saat saudara menemukan jawaban tersebut, perilaku saudara akan terpengaruh.)

Perlu tau Kuncinya

Baca 1 Yohanes 5:6 Saat memberikan ujian, saya berusaha untuk memastikan bahwa saya mengetahui jawaban yang benar. Para dosen menyebut daftar jawaban benar ini sebagai "kunci." Mengapa Yohanes mengatakan bahwa kita dapat mengetahui bahwa Yesus merupakan jawaban yang benar atas pertanyaan mengenai hidup kekal? (Ia mengatakan Yesus datang dengan air dan darah.)

Apa kaitan yang mungkin ada antara Yesus sebagai Allah dan air dan darah? (Ini akan menjadi lebih jelas bagi penerima surat Yohanes. Jika saudara mengenal kitab Ulangan dan Imamat, seluruh sistem upacara kaabah berkisar pada pemurnian benda-benda dengan air dan darah. Air mengangkat kotoran biasa. Darah mengangkat kotoran rohani Yesus menerima pemurnian oleh air lewat baptisan-Nya (Matius 3:13-17) dan Ia mencurahkan darah-Nya bagi kita (Matius 27:50) Kita membutuhkan hidup yang murni dan hati yang murni.)

Bagaimana keterlibatan Roh Kudus di dalam hal ini? (Baca Yohanes 3:5-6. Yesus mempersamakan baptisan (pembersihan oleh air) dengan dilahirkan dari Roh Kudus (pembersihan rohani).)

Tengok kembali 1 Yohanes 5:6 Yohanes mengatakan bahwa Roh Kudus menguji saksi yang mengatakan "kebenaran." Saya tidak yakin tautan yang kita lekatkan pada air, darah dan Roh Kudus merupakan hal yang paling masuk akal. Bagaimana kita mempertalikan ketiga hal ini bersama-sama? (Baca 1 Yohanes 5:7-8. Ingat pokok persoalan mengenai apakah kita memiliki jawaban benar. Kuasa Roh Kudus dalam jemaat mula-mula, kuasa Roh Kudus dalam kehidupan kita sekarang ini, memberi bukti bahwa Yesus itu nyata. Memadankan Yesus dengan arti historis dari pelepasan dosa dan kotoran dalam hidup kita, melihat bagaimana Roh Kudus bekerja melawan dosa dalam hidup kita, semuanya ini merupakan saksi bahwa Yesus sesungguhnya adalah Anak Allah, sarana untuk melepaskan dosa yang menghalangi kita dari hidup kekal.)

Mengapa kita membutuhkan banyak saksi? (Supaya kita yakin.)

Baca 1 Yohanes 5:9-10 Yohanes membandingkan argumennya bahwa Yesus merupakan jawaban yang benar dengan cara yang biasa dilakukan untuk meyakinkan kita akan suatu hal. Mengapa argumen bahwa Yesus merupakan jawaban yang benar lebih berkuasa daripada argumen biasa? (Karena Allah yang mengujinya.)

Bukankah hal ini dituliskan dalam kitab Yohanes? Bagaimana bisa ia mengklaim bahwa Allah adalah saksi atas apa yang dia tuliskan?

Saya ingat saat masih kanak-kanak seorang sahabat kecil saya menggunakan ayahnya sebagai "saksi" atas teorinya yang tidak masuk akal. Manakala saya tidak setuju ia akan bertanya, "Kamu kira kamu lebih tau dari ayah saya?" Bagaimana sampai Yohanes mengklaim bahwa Allah mendukung teorinyanya mengenai hidup kekal? (Baca Kisah 1:6-8 dan Kisah 2:1-4. Pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita merupakan bukti ilahi bahwa Yesus itu Allah. Ini adalah perkataan Allah kepada kita, bukan sekadar orang lain yang mengajukan argumen.)

Baca Yohanes 11:41-44 Bagaimanakah Allah yang bekerja dalam kehidupan Yesus menjadi saksi bagi-Nya?

Baca 1 Yohanes 5:11-12. Tunggu sebentar. Apakah kita salah tentang hakekat dari kesaksian Allah? Apa yang ayat ini katakan sebagai kesaksian Allah? (Kebangkitan Yesus menunjukkan kuasa hidup kekal. Ini merupakan pertunjukan paling hebat mengenai kesaksian Allah bahwa Yesus itu Allah.)

Seberapa pentingkah untuk menjawab dengan benar? Seberapa pentingkah percaya kepada Allah? (Jawaban yang benar mengandung makna kekekalan.)

Sobat, bagaimana dengan engkau? Sudahkah engkau menerima Yesus sebagai Anak Allah? Percayakah engkau bahwa Yesus mati gantimu untuk mengangkat dosamu? Percayakah engkau bahwa saat Yesus bangkit menuju hidup kekal engkau memiliki kesempatan untuk hidup kekal? Apakah Roh Kudus menjadi saksi bagi perkara-perkara ini dalam hidupmu? Jika engkau tidak dapat menjawab, "ya" pada semua pertanyaan ini, mintalah Yesus dan kuasa Roh Kudus sekarang juga untuk masuk ke dalam hidupmu supaya engkau memperoleh kunci menuju hidup kekal.

Pekan depan: Keyakinan

FONTE: http://www.gobible.org/indonesian/570.htm